Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Arus transportasi menghubungkan dua ibu kota kabupaten di wilayah tengah Aceh yakni Blangkejeren-Kutacane hingga kini masih lumpuh total akibat tertimbun tanah longsor yang menutupi hingga badan jalan sepanjang 30 meter lebih.

"Jalan lintas nasional, tepatnya di Desa Pungke Jaya, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues belum bisa dilewati kendaraan," ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Jumat.

Ia mengatakan, petugas dari instansi terkait dibantu masyarakat setempat, hingga kini sedang mengupayakan untuk membuka jalur tersebut dengan melakukan pembersihan berbagai material di area longsor.

Terpantau di lokasi peristiwa longsor, terdapat satu kendaraan roda empat jenis minibus yang terperosok di dalam lumpur dengan kondisi seluruh bagian roda tenggelam akibat mencoba melintasi jalan lintas nasional ini.

Sementara dari sisi arah Blangkejeren di Gayo Lues maupun arah Kutacane di Aceh Tenggara, lanjut dia, terlihat beberapa kendaraan minibus terpaksa berhenti melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan karena menunggu evakuasi material longsor.

"Jadi, pengendara terpaksa berhenti di jalan nasional yang berukuran kecil ini, dan berada di wilayah perbukitan kawasan hutan," kata dia.

Menurutnya, jalan nasional menghubungkan kedua provinsi di Sumatera, yakni Aceh-Sumatera Utara ini rawan longsor akibat hilangnya daerah tangkapan air ketika hujan turun dengan intensitas yang tinggi di wilayah dataran tinggi tersebut.

"Informasi dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Gayo Lues, bahwa jalur ini memang kerap terjadi longsor. Tanah longsor terjadi akibat perambahan masih dilakukan masyarakat untuk membuka lahan pertanian," tegas Dadek.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh pekan lalu menyatakan, dewasa ini cuaca buruk akibat hujan yang tinggi mulai berkurang baik intensitas maupun kualitas yang terjadi di provinsi itu.

"Memasuki Januari 2018, banjir dan tanah longsor akibat curah hujan yang tinggi telah berkurang," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Aceh, Zakaria Ahmad.

Ia menambahkan, kondisi ini diperkirakan masih berlangsung hingga akhir Januari 2019 yang ditandai mulai dengan hadirnya awan Comulonimbus atau awan CB, dan melanda sejumlah daerah di Aceh, seperti wilayah Tengah, Barat-Selatan, dan Timur.

   

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019