Meulaboh (Antaranews Aceh) - Perwakilan warga Desa Arongan, Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat menegaskan tak ada upaya dari warga setempat untuk mencederai Bupati H Ramli MS saat terjadinya aksi massa di halaman kantor camat, Rabu (20/2).

"Upaya untuk membacok bupati tidak benar, saya sebagai warga Arongan mengklarifikasi hal ini," kata Muslem didampingi tokoh masyarakat setempat Abdur Rafar kepada Antara, Jumat (22/2) siang di Meulaboh.

Pihaknya merasa perlu memberikan keterangan kepada media, agar persoalan yang sebenarnya dapat diketahui publik.

Muslem juga membantah bahwa saat terjadinya aksi tersebut, tidak ada warga yang memukul Bupati Aceh Barat saat hendak menuju ke mobil dinasnya.

"Saya lihat langsung di lokasi, tidak ada pemukulan," tambahnya.

Pihaknya menegaskan kedatangan mereka ke Kantor Camat Arongan Lambalek bertujuan untuk bertemu Bupati Ramli MS, dan tidak berniat membuat kekacauan.

Baca juga: Camat Arongan Lambalek laporkan kasus amuk massa ke Polres Aceh Barat

Ia mengaku kecewa dengan keterangan Bupati Aceh Barat H Ramli MS yang mengaku ada pihak yang berusaha membunuh sang pejabat daerah, saat aksi protes warga berlangsung pada Rabu lalu.

"Tidak benar keterangan beliau, itu kami bantah. Itu tidak benar, tidak ada seperti itu," tegasnya.

Sementara itu, Abdur Rafar selaku tokoh yang bertemu langsung dengan Bupati Aceh Barat H Ramli MS saat pelaksanaan kegiatan Musrenbang di Kecamatan Arongan Lambalek, mengatakan kedatangan dirinya bersama tiga orang tokoh desa bertujuan untuk mempertanyakan penyelesaian persoalan desa mereka, terkait aksi unjukrasa yang sudah mereka lakukan pada tanggal 18 Desember 2018.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada solusi dalam persoalan ini, terkait penyelesaian masalah desa yang meminta pemerintah daerah menuntaskan persoalan tersebut, disebabkan sebagian warga Desa Arongan masih terpisah yakni sebagian masih menetap di desa lama dan sebagian lainnya menetap di tempat relokasi di Desa Seuneubok Teungoh, Kecamatan Arongan Lambalek.

Baca juga: Bupati Aceh Barat: ada pihak diduga mau membunuh saya

Sebelum bertemu dengan Bupati H Ramli MS, Abdur Rafar mengaku ia sudah menyampaikan niat mereka bertemu pimpinan daerah kepada Camat Arongan Lambalek, Sabirin.

Namun setelah selesai acara Musrenbang, ia bersama tiga warga lainnya juga tidak dipanggil oleh camat untuk bertemu bupati.

Karena tidak ada yang memanggil mereka, ia kemudian berinisiatif menemui Bupati Ramli MS saat keluar dari gedung pertemuan guna menyampaikan keluhan mereka, dan berusaha meminta waktu agar bisa menyampaikan persoalan terkait hasil demo yang sudah mereka sampaikan pada Desember 2018 lalu.

Namun, jawaban yang ia peroleh tidak sesuai dengan keinginan dari masyarakat yang menetap di lokasi lama yakni Desa Arongan, sehingga akhirnya membuat ia emosi dan berteriak sambil mengeluarkan kata-kata kasar kepada pimpinan daerah setempat.

"Saya emosi dan sambil berteriak turut keluar kata caci maki dari mulut saya. Saya emosi karena jawaban bupati tidak memberi solusi atas persoalan ini," jelasnya.

Baca juga: Sempat dipukul warga, Bupati Aceh Barat selamat dari amuk massa

Abdur Rafar mengaku ia bersikap seperti itu karena kala itu sudah panik.

Apalagi jawaban yang ia peroleh saat bertanya kepada Bupati Ramli MS menurutnya belum memberikan penyelesaian dan ketegasan atas persoalan mereka di desa yang sudah lama terjadi.

Karena situasi mulai tidak kondusif, ia meminta kepada aparat Desa Arongan agar segera pulang, karena masyarakat terus berdatangan ke lokasi kantor camat.

Apalagi ia tidak mau bertanggungjawab apaba terjadi hal-hal yang tak diinginkan, akibat warga yang terus berdatangan ke lokasi acara Musrenbang.

Saat situasi memanas, ia mengakui ada warga dari Desa Drien Rampak, Kecamatan Arongan Lambalek yang menghampiri dirinya dan mengajak berkelahi, namun aksi tersebut tidak terjadi melainkan hanya terjadi ketegangan saja.

Disaat bersamaan, sejumlah kaum perempuan beramai-ramai berdiri didekat mobil dinas bupati dalam keadaan suasana yang memanas.

Disaat itu, anaknya bersama Dedi Gunawan mencoba lari ke arahnya dan secara tiba-tiba dihajar oleh ajudan bupati yang diduga sebagai anggota polisi, sehingga menyebabkan bagian wajah sang anak berdarah.

"Warga juga sempat ditodongkan senjata api," kata Abdur Rafar.

Seperti diberitakan, Bupati Aceh Barat H Ramli MS menduga aksi penyerangan sekelompok massa dari Desa Arongan, Kecamatan Arongan Lambalek, terhadap dirinya usai membuka kegiatan Musrenbang di kantor kecamatan setempat diduga sebagai upaya untuk mencelakai dirinya.

"Ada pihak yang saya duga mau membunuh saya, karena saya sempat mendengar ada beberapa massa yang menyuruh agar saya dibacok saat berusaha masuk ke dalam mobil dinas," kata Bupati Aceh Barat H Ramli MS kepada Antara, Kamis (21/2) di Meulaboh.

Dugaan ini ia sampaikan karena saat terjadinya aksi anarkis sejumlah warga, ia sempat mendengar kata-kata provokatif dari massa yang memerintahkan agar ia dibacok menggunakan sejata tajam saat aksi ini berlangsung.

Beruntung, ia berhasil selamat setelah diamankan oleh beberapa ajudan, pejabat daerah, serta masyarakat lain yang berusaha menghalau massa yang terus mengejar dirinya sambil mengeluarkan sumpah serapah dan menghina dirinya.

Informasi yang ia peroleh, diantara sekelompok massa juga terdapat warga yang diduga turut membawa senjata tajam sejenis parang.

Senjata tajam ini dibalut menggunakan lembaran koran.

"Alhamdulillah, berkah pertolongan dari Allah subhanahu wa ta'ala saya berhasil selamat. Ini juga berkat sigapnya ajudan yang bertugas mengamankan saya selaku kepala daerah," kata Ramli MS.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019