Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengevakuasi dua individu orang utan, induk dan anak yang mengalami luka tembak senapan angin.
Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo di Banda Aceh, Selasa, mengatakan, orang utan tersebut dievakuasi dari kebun warga di Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh.
"Evakuasi berlangsung pada Minggu (10/3). Kondisi induk saat dievakuasi memprihatinkan. Begitu juga anak orang utan tersebut, kekurangan nutrisi, sehingga menyebabkan satwa dilindungi tersebut mati saat dalam perjalanan ke lokasi karantina," sebut dia.
Evakuasi melibatkan personel Satuan Konservasi Wilayah II Resor 17 Rundeng bersama mitra kerja Wildlife Conservation Center Indonesia Program (WCS-IP) dan Orangutan Information Centre (OIC).
Sapto Aji Prabowo menyebutkan, induk orang utan saat dievakuasi kurang sehat dengan kondisi luka kaki dan jari tangan. Mata induk orang utan tersebut juga terkena peluru senapan angin.
Setelah berhasil ditangkap, anak dan induk orang utan tersebut ke lokasi karantina di Sibolangit, Sumatera Utara. Namun, dalam perjalanan anak orang utan mati karena kondisinya malnutrisi.
"Anak orang utan tersebut dikubur di Sibolangit. Sedangkan hasil pemeriksaan induk orang utan di Sibolangit, ditemukan 73 butir peluru senapan angin," kata Sapto Aji Prabowo.
Selain itu, induk orang utan tersebut juga mengalami patah tulang tangan, kaki tangan, dan jari. induk orang utan tersebut mengalami luka bacok bernanah di punggung.
"Kami menyesalkan dan mengutuk siapapun yang melukai serta menyiksa kedua individu orang utan tersebut. Kami bersama penegak hukum akan berupaya mengungkap pelaku kekejaman tersebut," kata Sapto Aji Prabowo. ***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo di Banda Aceh, Selasa, mengatakan, orang utan tersebut dievakuasi dari kebun warga di Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh.
"Evakuasi berlangsung pada Minggu (10/3). Kondisi induk saat dievakuasi memprihatinkan. Begitu juga anak orang utan tersebut, kekurangan nutrisi, sehingga menyebabkan satwa dilindungi tersebut mati saat dalam perjalanan ke lokasi karantina," sebut dia.
Evakuasi melibatkan personel Satuan Konservasi Wilayah II Resor 17 Rundeng bersama mitra kerja Wildlife Conservation Center Indonesia Program (WCS-IP) dan Orangutan Information Centre (OIC).
Sapto Aji Prabowo menyebutkan, induk orang utan saat dievakuasi kurang sehat dengan kondisi luka kaki dan jari tangan. Mata induk orang utan tersebut juga terkena peluru senapan angin.
Setelah berhasil ditangkap, anak dan induk orang utan tersebut ke lokasi karantina di Sibolangit, Sumatera Utara. Namun, dalam perjalanan anak orang utan mati karena kondisinya malnutrisi.
"Anak orang utan tersebut dikubur di Sibolangit. Sedangkan hasil pemeriksaan induk orang utan di Sibolangit, ditemukan 73 butir peluru senapan angin," kata Sapto Aji Prabowo.
Selain itu, induk orang utan tersebut juga mengalami patah tulang tangan, kaki tangan, dan jari. induk orang utan tersebut mengalami luka bacok bernanah di punggung.
"Kami menyesalkan dan mengutuk siapapun yang melukai serta menyiksa kedua individu orang utan tersebut. Kami bersama penegak hukum akan berupaya mengungkap pelaku kekejaman tersebut," kata Sapto Aji Prabowo. ***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019