Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Prof M Hasbi Ammirudin menyatakan, peran guru sebagai pendidik merupakan salah satu ujung tombak yang sangat efektif menangkal paham radikal terorisme, karena mereka memiliki kesempatan besar dalam mendidik anak bangsa melalui pendekatan agama.
"Hasil survey nasional tahun 2018 oleh BNPT ditemukan bahwa para pelajar generasi milennial sekarang ini tidak memiliki bekal pemahaman keagamaan yang kuat," katanya di Aceh Besar, Kamis.
Pada acara yang bertema-kan "Integrasi Nilai-nilai Agama dan Budaya di Sekolah Dalam Menumbuhkan Harmoni Kebangsaan", ia menyatakan, banyaknya anak-anak memperoleh informasi dari smartphonenya yang sangat susah untuk dibendung dapat menjadi masalah tersendiri.
"Kebanyakan mereka sering memperoleh pemahaman dari media sosial yang notabene-nya tidak jelas sumber rujukannya, sehingga ini bisa memicu pemahaman yang salah," jelas Prof M Hasbi Amiruddin.
Ia memberikan solusi atas permasalahan tersebut, cara mengatasi masalah paham radikal dan teroris maka harus dipelajari dan dipahami secara benar tentang teks Alquran, Hadits atau kitab-kitab Muktabar lainnya dan menghubungkan dengan kontekstual dunia sekarang.
"Banyak tafsir-tafsir yang telah menjelaskan bagaimana menghubungkan teks dan kontekstual, terutama sekali dengan ilmu-ilmu baru tentang metodologi Islam, dengan itu kita akan aktualkan selalu nilai-nilai tersebut," ujarnya.
Acara tersebut digelar oleh FKPT bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang diikuti oleh para guru dan kepala sekolah.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT, Letkol Laut Prasetyo Pranowo, Wakil Bupati Aceh Besar, Husaini A Wahab, Ketua Bidang Agama dan Budaya FKPT Aceh, Dr Fakhri, dan beberapa pejabat lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Hasil survey nasional tahun 2018 oleh BNPT ditemukan bahwa para pelajar generasi milennial sekarang ini tidak memiliki bekal pemahaman keagamaan yang kuat," katanya di Aceh Besar, Kamis.
Pada acara yang bertema-kan "Integrasi Nilai-nilai Agama dan Budaya di Sekolah Dalam Menumbuhkan Harmoni Kebangsaan", ia menyatakan, banyaknya anak-anak memperoleh informasi dari smartphonenya yang sangat susah untuk dibendung dapat menjadi masalah tersendiri.
"Kebanyakan mereka sering memperoleh pemahaman dari media sosial yang notabene-nya tidak jelas sumber rujukannya, sehingga ini bisa memicu pemahaman yang salah," jelas Prof M Hasbi Amiruddin.
Ia memberikan solusi atas permasalahan tersebut, cara mengatasi masalah paham radikal dan teroris maka harus dipelajari dan dipahami secara benar tentang teks Alquran, Hadits atau kitab-kitab Muktabar lainnya dan menghubungkan dengan kontekstual dunia sekarang.
"Banyak tafsir-tafsir yang telah menjelaskan bagaimana menghubungkan teks dan kontekstual, terutama sekali dengan ilmu-ilmu baru tentang metodologi Islam, dengan itu kita akan aktualkan selalu nilai-nilai tersebut," ujarnya.
Acara tersebut digelar oleh FKPT bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang diikuti oleh para guru dan kepala sekolah.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT, Letkol Laut Prasetyo Pranowo, Wakil Bupati Aceh Besar, Husaini A Wahab, Ketua Bidang Agama dan Budaya FKPT Aceh, Dr Fakhri, dan beberapa pejabat lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019