Pemerintah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, mengoptimalkan peran Posyandu di dalam penanganan persoalan gizi bagi anak agar terhindar dari stunting.

Posyandu memiliki peran penting terhadap penanganan masalah gizi bagi anak terutama di desa-desa, supaya anak-anak didorong untuk memperoleh gizi yang cukup untuk pertumbuhannya, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, dr Said Alam Zulfikar di Lhokseumawe, Senin.

Lanjutnya, persoalan masalah kurang gizi atau yang dikenal dengan stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stunting tersebut, pihaknya telah lama terus mendorong Posyandu yang ada untuk terus aktif dan terlibat penuh terhadap persoalan gizi, sehingga dapat menekan angka stunting di Kota Lhokseumawe, katanya.

Sebutnya lagi, diantara beberapa langkah mencegah terjadinya masalah gizi pada anak di Kota Lhokseumawe, pihaknya selain memberikan sosialisasi kepada masyarakat, juga memantau perkembangan anak di desa-desa melalui penimbangan rutin dan juga cepat merespon apabila ada kasus gizi yang bermasalah.

Seperti disampaikan dr Said Alam Zulfikar, kasus gizi di Kota Lhokseumawe sangat minim terjadi, karena penanganannya dilakukan secara terarah dengan mengoptimalkan Posyandu.

"Berapa angka pastinya saya tidak ingat, akan tetapi untuk kasus gizi di Kota Lhokseumawe sangat jarang terjadi dan angkanya juga rendah bila dibandingkan dengan daerah lain di Aceh, karena tetap berupaya agar Posyandu terus didorong untuk berperan dan memantau perkembangan kesehatan masyarakat terutama anak-anak," jelas dia.

Pewarta: Mukhlis

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019