Ratusan ekor aneka jenis ikan tawar di sepanjang aliran sungai Lueng Alue Gajah, Dusun Batee Puteh, Desa Lamie, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya sejak Sabtu sore hingga Minggu siang (11-12/5) mati mendadak dan mengapung.

Warga menduga penyebab kematian tersebut akibat pencemaran limbah yang berasal dari pabrik kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di kawasan tersebut.

Sejumlah warga yang mengetahui kejadian tersebut ikut mengambil ikan yang terapung di aliran sungai, dan mengkonsumsinya.

"Kejadian seperti ini sudah pernah terjadi, akan tetapi sampai sekarang belum pernah ada solusi dari pihak terkait," kata Kepala Desa Lamie, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya, Afrizal kepada Antara, Minggu siang.

Berdasarkan laporan awak dari masyarakat, sebelum ikan-ikan tersebut mati, warna air sungai yang semula jernih berubah menjadi keruh, serta menimbulkan bau tak sedap.

Dampak peristiwa itu juga menyebabkan masyarakat resah, karena aliran sungai yang kini tercemar limbah dari pabrik kelapa sawit yang beroperasi di wilayah ini, telah ikut menghilangkan salah satu sumber pendapatan warga.

Afrizal mengaku di aliran sungai Alue Gajah tersebut selama ini terdapat beraneka jenis ikan air tawar, dan setiap hari dikunjungi warga untuk menangkap ikan untuk dikonsumsi sehari-hari.

"Kami berharap masalah ini dapat segera teratasi, sehingga masyarakat tidak dirugikan," tambah Afrizal.

Hal senada juga diungkapkan Arifin, seorang warga Desa Lamie, Darul Makmur, Nagan Raya. 

Menurutnya, selama ini peristiwa matinya ikan air tawar di kawasan desa setempat sudah terjadi selama berulangkali, dan meresahkan masyarakat sekitar.

Namun sampai saat ini, intansi terkait di Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terkesan kurang peduli dengan kondisi yang dihadapi oleh masyarakat, khsusunya terkait pencemaran yang diduga berasal dari pembuangan limbah industri kelapa sawit, keluhnya.
 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019