Harga biji kakao di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, dalam sebulan terakhir anjlok, seiring berkurangnya permintaan dan juga rendahnya kualitas dan jumlah produksi salah satu komoditas perkebunan tersebut.

“Dari hasil pantauan harga di tingkat pedagang pengumpul di wilayah Aceh Utara, harga kakao saat ini adalah Rp 25 ribu per Kilogram, jumlah tersebut terjadi penurunan sekitar 30 persen dari sebelumnya,” ungkap Ida Rahmadhani, petugas informasi pasar pada Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPPKH), Kabupaten Aceh Utara, di Lhokseumawe, Senin.

Menurut dia, sebelumnya harga biji kako di tingkat pedagang pengumpul adalah Rp30 ribu/kg. Akan tetapi seiring rendahnya jumlah produksi dan juga kualitas biji yang kurang bagus, harganya juga menjadi turun.

“Terkadang harga kakao ini akan lebih baik jika sedang masa produksi yang diiringi dengan kualitas biji yang bagus, sehingga memiliki nilai lebih di pasaran. Karena apabila sedang produksi, para pedagang besar lebih bersemangat mengumpulkan kakao,” katanya.

Disebutkan juga oleh petugas informasi pasar harga komoditi perkebunan tersebut, bahwa masa panen kakao bisanya terjadi antara bulan Agustus hingga November. Pada masa-masa tersebut, harga kakao lebih tinggi.

Daerah di Kabupaten Aceh Utara yang menjadi sentra tanaman kakao adalah di Kecamatan Paya Bakong, Simpang Kramat, Nisam dan Kecamatan Kuta Makmur serta beberapa kecamatan lainnya.

Sementara itu, untuk berbagai jenis komoditas lainnya yang dicatat oleh petugas informasi pasar Kabupaten Aceh Utara, antara lain untuk jenis komoditi karet harganya masih stabil yakni Rp 7.000/ Kg, kelapa Rp 4.000/ butir, pinang kering Rp 12 ribu/ Kg dan sawit mulai melonjak menjadi Rp 1.100 dari harga sebelumnya Rp 1.000/ Kg. .

 

Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019