Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Basarah mengajak tiga unsur kekuatan di Indonesia mempererat ukhuwah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya lihat ada tiga kekuatan di Indonesia, yakni golongan Islam, nasionalis dan TNI-Polri. Kalau tiga unsur itu bersatu, apapun tantangan Indonesia bisa kita hadapi bersama," katanya.
Ungkapan itu disampaikan Ahmad Basara saat menghadiri undangan Silaturahmi Syawal 1440 Hijriyah yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di DPP LDII, Jakarta Selatan, Selasa malam.
Menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu tidak dapat dipungkiri ukhuwah masyarakat Indonesia melemah akibat imbas dinamika Pemilu 2019.
Situasi politik 2019, kata dia, seakan identik dengan adu kekuatan antara kaum nasionalis dan Islam.
"Nasionalis bukan musuh umat Islam, sebaliknya umat Islam juga bukan musuh dari negara ini. Justru saat bangsa Indonesia melebur dalam ukhuwah akan menjadi NKRI religius yang kuat," katanya.
Menurut Ahmad, ukhuwah ini bukan hanya persaudaraan antarumat Islam, tapi juga persaudaraan kebangsaan dan sesama hamba Allah di dunia ini.
Ia mengatakan, forum ini membuktikan bahwa Islam Indonesia tumbuh berkembang dengan nilai kearifan nasional, yakni tradisi Islam yang khas Indonesia.
"Halal bihalal adalah khasnya Indonesia sejak digagas pada 1948 oleh Soekarno saat beliau menemui fakta realita politik di antara pemimpin Indonesia mengalami perbedaan pendapat dan sikap untuk menjaga silaturahim," katanya.
Dalam perkembangannya, kata dia, banyak pejabat di Indonesia yang menerapkan istilah lain dari halal bi halal menjadi "open house".
"Bahkan halal bi halal ini sudah diikuti masyarakat di negara maju seperti Singapura dengan istilah open house," ujarnya.
Ketua Umum LDII Abdullah Syam mengatakan hal serupa.
"Pesan kita sama, tingkatkan ukhuwah Islamiyah dan utamakan toleransi untuk perkuat ukhuwah," katanya.
Menurut dia, NKRI harus tetap dijaga utuh dan damai melalui kerja sama yang baik untuk kedamaian dan meningkatkan moral bangsa.
"Bagaimana kita menjaga dan waspada terhadap pihak dalam dan luar yang ingin pecah belah bangsa kita, sehingga rukun kompak damai dan sejahtera bisa terjaga untuk generasi kita," katanya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tamu undangan di antaranya Abraham Lunggana selaku anggota DPR RI terpilih, perwakilan negara sahabat dari Singapura dan Malaysia, anggota DPR RI, anggota DPRD DKI Jakarta, pimpinan organisasi keagamaan, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta.
Gubernur DKI Anies Baswedan yang diundang dalam acara tersebut berhalangan hadir karena adanya aktivitas lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Saya lihat ada tiga kekuatan di Indonesia, yakni golongan Islam, nasionalis dan TNI-Polri. Kalau tiga unsur itu bersatu, apapun tantangan Indonesia bisa kita hadapi bersama," katanya.
Ungkapan itu disampaikan Ahmad Basara saat menghadiri undangan Silaturahmi Syawal 1440 Hijriyah yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di DPP LDII, Jakarta Selatan, Selasa malam.
Menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu tidak dapat dipungkiri ukhuwah masyarakat Indonesia melemah akibat imbas dinamika Pemilu 2019.
Situasi politik 2019, kata dia, seakan identik dengan adu kekuatan antara kaum nasionalis dan Islam.
"Nasionalis bukan musuh umat Islam, sebaliknya umat Islam juga bukan musuh dari negara ini. Justru saat bangsa Indonesia melebur dalam ukhuwah akan menjadi NKRI religius yang kuat," katanya.
Menurut Ahmad, ukhuwah ini bukan hanya persaudaraan antarumat Islam, tapi juga persaudaraan kebangsaan dan sesama hamba Allah di dunia ini.
Ia mengatakan, forum ini membuktikan bahwa Islam Indonesia tumbuh berkembang dengan nilai kearifan nasional, yakni tradisi Islam yang khas Indonesia.
"Halal bihalal adalah khasnya Indonesia sejak digagas pada 1948 oleh Soekarno saat beliau menemui fakta realita politik di antara pemimpin Indonesia mengalami perbedaan pendapat dan sikap untuk menjaga silaturahim," katanya.
Dalam perkembangannya, kata dia, banyak pejabat di Indonesia yang menerapkan istilah lain dari halal bi halal menjadi "open house".
"Bahkan halal bi halal ini sudah diikuti masyarakat di negara maju seperti Singapura dengan istilah open house," ujarnya.
Ketua Umum LDII Abdullah Syam mengatakan hal serupa.
"Pesan kita sama, tingkatkan ukhuwah Islamiyah dan utamakan toleransi untuk perkuat ukhuwah," katanya.
Menurut dia, NKRI harus tetap dijaga utuh dan damai melalui kerja sama yang baik untuk kedamaian dan meningkatkan moral bangsa.
"Bagaimana kita menjaga dan waspada terhadap pihak dalam dan luar yang ingin pecah belah bangsa kita, sehingga rukun kompak damai dan sejahtera bisa terjaga untuk generasi kita," katanya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tamu undangan di antaranya Abraham Lunggana selaku anggota DPR RI terpilih, perwakilan negara sahabat dari Singapura dan Malaysia, anggota DPR RI, anggota DPRD DKI Jakarta, pimpinan organisasi keagamaan, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta.
Gubernur DKI Anies Baswedan yang diundang dalam acara tersebut berhalangan hadir karena adanya aktivitas lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019