Wali Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Syahrul mengaku sejumlah investor dari Indonesia dan Malaysia tertarik untuk mengelola sampah di kota itu.

"Ada sekitar tiga investor yang sudah mengajukan proposal kepada kami," kata Syahrul di Tanjungpinang, Kamis.

Para investor tersebut, kata Syahrul, telah memaparkan program pengelolaan sampah di Kota Tanjungpinang. Program yang ditawarkan yakni bagaimana cara mereka mengolah sampah menjadi nol.

Pihaknya akan menyeleksi investor yang dianggap mampu memberikan kontribusi dan keuntungan bagi Pemkot Tanjungpinang.

"Jadi kita tinggal memilih, mana yang bisa memberikan keuntungan bagi daerah," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kota Tanjungpinang, Amrialis, menyampaikan hasil pemaparan yang dipresentasikan oleh para investor tersebut sangat bagus.

"Kami sangat setuju kalau memang mereka bisa, cuma ada aturan-aturan yang harus diikuti karena ini investasi daerah," ujarnya.

Menurut Amrialis, saat ini Pemkot Tanjungpinang tengah mencari ide-ide kreatif dalam hal pengolahan sampah. Karena lahan tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada di Ganet saat ini sangat terbatas, sementara produksi sampah dari tahun ke tahun terus meningkat.

Ia katakan, bahwa sampah yang masuk ke TPA Ganet mencapai 80 hingga 83 ton per hari. Bahkan, jumlah tersebut terus meningkat pasca momentum bulan puasa dan Idul Fitri 1440 Hijriah lalu.

"Sekarang sudah mencapai 90 ton lebih per hari, dan lahan semakin mengecil," tuturnya.

Amrialis menambahkan, jika perusahaan itu mampu mengimplementasikan programnya di Kota Tanjungpinang, maka lahan yang ada di sekitar TPA tidak terkuras.

Sehingga, kata dia, sampah yang telah diproduksi berton-ton oleh masyarakat Kota Tanjungpinang itu nantinya akan diolah hingga tak bersisa.

"Nanti sampah itu bisa diolah menjadi kompos, bisa menjadi minyak dan menjadi macam-macam. Jadi sampah itu tidak akan menumpuk lagi," imbuhnya.

Kendati demikian, lanjutnya, investor yang telah mengajukan proposal pengolahan sampah itu harus memiliki komitmen bersama dengan Pemkot Tanjungpinang, sehingga hasil akhirnya kedua belah pihak sama-sama menguntungkan.

Sebab, sejauh ini penghasilan Pemkot Tanjungpinang di sektor pajak dan retribusi sampah mencapai Rp1 miliar per tahun.

"Kalau bisa jangan berkurang, justru meningkat sepuluh kali lipat dari itu. Makanya saat ini tim kami lagi menelaah permasalahan itu," ujarnya.



 

Pewarta: Ogen

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019