Para petani di Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya, (Abdya) mengaku terpaksa harus menunda pengolahan lahan sawahnya karena mengalami kekeringan.

"Sekarang belum bisa kita bajak sawah, tidak ada air," kata salah seorang petani Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Basri, Kamis.

Menurut Basri, para petani di desanya sebelumnya telah melaksanakan kegiatan kenduri turun ke sawah dalam rangka mengikuti program tanam padi serentak  yang dicanangkan oleh Pemkab Abdya pada musim taman gadu 2019.

"Kalau kenduri  sudah,  hanya saja lahan sawah belum bisa kami garap karena sekarang sedang musim kemarau tidak ada air. Kalaupun kami bajak terus, sama saja kami buang-buang uang untuk ongkos traktor," tuturnya.

Ia juga menuturkan, para petani di desanya saat ini sudah siap-siap untuk menggarap lahan sawah mereka masing-masing. Berhubung debit air di sungai kecil, maka proses pengolahaannya terpaksa menunggu turun hujan.

"Kalau kita paksakan terus bajak tanpa air, maka tidak lama kemudian tanah sawah keras kembali, sehingga para petani harus mengeluarkan uang lagi untuk ongkos pengolahan lahan sawahnya," ungkapnya.

Ia juga menerangkan selama ini khususnya setiap musim turun ke sawah sumber air yang dimanfaatkan petani ketika membajak sawah berasal dari sungai Ie Lhob, dan irigasi Krueng Susoh melalui saluran sayap kanan.

"Saluran irigasi sayap kanan itu sekarang banyak bocor-bocor di kawasan Kecamatan Setia. Makanya air irigasi sekarang tidak sampai ke desa kami. Sementara air sungai mulai kering, karena sudah lama tidak hujan," ungkapnya.

Berdasarkan data dihimpun pada Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Abdya, luas lahan sawah yang akan ditanami padi MT gadu tahun 2019 mencapai 10 ribu hektare lebih yang berada di sembilan kecamatan.

Pemkab Abdya melalui Dinas Pertanian menyediakan berbagai alat mesin pertanian (alsintan) untuk memudahkan masyarakat petani dalam menyukseskan program tanam padi serentak yang dicanangkan pemerintah.

Pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Abdya juga telah menyediakan traktor 4wd sebanyak 36 unit untuk kelancaran petani dalam membajak lahan sawahnya di desa-desa.

Proses pengolahan lahan sawah saat ini difokuskan di Kecamatan Susoh, dan Kecamatan Blangpidie, karena kedua wilayah tersebut sumber air untuk mengairi ke areal persawahan dari saluran irigasi Kuta Tinggi melimpah.

Sementara lahan sawah yang berada di sejumlah kecamatan lainnya terutama di wilayah yang belum memiliki saluran irigasi teknis terpaksa harus menunggu turunnya hujan baru proses pengolahannya dilakukan oleh petani.

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019