Gara-gara harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik dari Aceh ke sejumlah daerah lainnya di Indonesia masih terbilang mahal, kontingen Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh yang mengikuti Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (Pionir) IX di Malang, Jawa Timur, terpaksa melakukan penerbangan melalui negara tetangga, Malaysia.

Sebanyak 92 peserta dari mahasiswa dan sejumlah official itu harus berangkat melalui negeri jiran Malaysia. Mereka melakukan penerbangan dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh ke Jawa Timur dengan rute transit di Bandara Kuala Lumpur.

Rombongan tersebut harus berangkat melalui Malaysia karena mengingat masalah tiket pesawat yang tergolong mahal untuk penerbangan domestik dari Aceh.

"Mereka berangkat melalui Kuala Lumpur, karena tiket mahal," sebut Rektor UIN Ar-Raniry ketika dihubungi LKBN Antara, Senin (15/7) malam.

Baca juga: Kirim 92 peserta Pionir IX, Rektor UIN Ar-Raniry harap kembali dapatkan Juara Umum

Menurutnya, kontingen yang berangkat untuk mengikuti event akbar terbesar se-PTKIN di Indonesia tersebut cuma tim dari Aceh saja yang berangkat melalui luar negeri karena tiket pesawat mahal.

"Ya, walaupun harus (berangkat) melalui Kuala Lumpur, tetapi mereka harus tetap memiliki semangat untuk bertanding," jelasnya.

Lanjutnya, hal tersebut harus mereka jalani mengingat harga tiket pesawat yang masih mahal berbenturan dengan jadwal untuk keberangkatan yang harus disegerakan.

Event Pionir IX yang berlangsung selama 15-21 Juli 2019 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur merupakan ajang dua tahunan terbesar yang selalu diselenggarakan secara bergilir untuk PTKIN se-Indonesia.

Sebelumnya, UIN Ar-Raniry berhasil mendapatkan berbagai medali hingga Juara Umum pada event Pionir 2017 di Banda Aceh.

Pewarta: Mabrur

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019