Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengajak jajaran aparatur sipil negara di lingkungan pemerintah kota setempat mengurangi penggunaan plastik yang nantinya hanya menjadi sampah.
"Plastik sekarang ini menjadi isu dunia. Masyarakat dunia terus berupaya mengurangi plastik. Karena itu, kami mengajak aparatur maupun masyarakat Banda Aceh ikut mengurangi plastik," kata Aminullah Usman di Banda Aceh, Kamis.
Menurut Aminullah Usman, pengurangan penggunaan plastik dapat dilakukan dengan membatasi pemakaian kantong plastik, tidak alat-alat plastik sekali pakai.
Termasuk membawa dan menggunakan botol air minum saat di kantor dan tidak mengonsumsi air mineral dari botol plastik sekali pakai. Serta halnya yang membuat plastik menjadi sampah hanya sekali pakai.
Aminullah menyebutkan jika memang tetap menggunakan plastik, sampahnya harus dipilah tersendiri, tidak membuangnya dengan sampah organik karena akan sulit dipisah saat pembuangan akhir.
"Pengurangan penggunaan plastik terus kami sosialisasi kepada dinas-dinas, sehingga sampah plastik yang dihasilkan Kota Banda Aceh terus berkurang," sebut Aminullah Usman.
Selain itu, Pemerintah Kota Banda Aceh juga mengedukasi penggunaan plastik dan pemilahan sampahnya kepada anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar hingga menengah atas.
"Tujuannya mendidik mereka menjadi generasi yang peduli terhadap penggunaan plastik, pemilahan sampahnya, serta kebersihan lingkungan," ungkap Aminullah Usman.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan Keindahan Kota Banda Aceh Jalaluddin menyebutkan jumlah sampah plastik yang terkumpul di ibu kota Provinsi Aceh tersebut mencapai 12 ton setiap harinya.
"Sampah plastik yang terkumpul mencapai 12 ton per hari. Jumlah ini hampir setengah dari total sampah di Banda Aceh yang mencapai 35 ton per hari," kata Jalaluddin.
Jalaluddin menyebutkan, sampah plastik tersebut ada yang berasal dari sampah rumah tangga, perkantoran, baik swasta maupun pemerintahan, termasuk lembaga pendidikan
Sampah-sampah plastik tersebut, lanjut dia, ada yang dikumpulkan pemulung, pengrajin, maupun dikumpul petugas dinas untuk selanjutnya dijual kembali.
"Kalau dikumpulkan pengrajin, dibuat menjadi kerajinan tangan seperti vas atau tempat bunga maupun barang bermanfaat dan menghasilkan nilai ekonomis lainnya," kata Jalaluddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Plastik sekarang ini menjadi isu dunia. Masyarakat dunia terus berupaya mengurangi plastik. Karena itu, kami mengajak aparatur maupun masyarakat Banda Aceh ikut mengurangi plastik," kata Aminullah Usman di Banda Aceh, Kamis.
Menurut Aminullah Usman, pengurangan penggunaan plastik dapat dilakukan dengan membatasi pemakaian kantong plastik, tidak alat-alat plastik sekali pakai.
Termasuk membawa dan menggunakan botol air minum saat di kantor dan tidak mengonsumsi air mineral dari botol plastik sekali pakai. Serta halnya yang membuat plastik menjadi sampah hanya sekali pakai.
Aminullah menyebutkan jika memang tetap menggunakan plastik, sampahnya harus dipilah tersendiri, tidak membuangnya dengan sampah organik karena akan sulit dipisah saat pembuangan akhir.
"Pengurangan penggunaan plastik terus kami sosialisasi kepada dinas-dinas, sehingga sampah plastik yang dihasilkan Kota Banda Aceh terus berkurang," sebut Aminullah Usman.
Selain itu, Pemerintah Kota Banda Aceh juga mengedukasi penggunaan plastik dan pemilahan sampahnya kepada anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar hingga menengah atas.
"Tujuannya mendidik mereka menjadi generasi yang peduli terhadap penggunaan plastik, pemilahan sampahnya, serta kebersihan lingkungan," ungkap Aminullah Usman.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan Keindahan Kota Banda Aceh Jalaluddin menyebutkan jumlah sampah plastik yang terkumpul di ibu kota Provinsi Aceh tersebut mencapai 12 ton setiap harinya.
"Sampah plastik yang terkumpul mencapai 12 ton per hari. Jumlah ini hampir setengah dari total sampah di Banda Aceh yang mencapai 35 ton per hari," kata Jalaluddin.
Jalaluddin menyebutkan, sampah plastik tersebut ada yang berasal dari sampah rumah tangga, perkantoran, baik swasta maupun pemerintahan, termasuk lembaga pendidikan
Sampah-sampah plastik tersebut, lanjut dia, ada yang dikumpulkan pemulung, pengrajin, maupun dikumpul petugas dinas untuk selanjutnya dijual kembali.
"Kalau dikumpulkan pengrajin, dibuat menjadi kerajinan tangan seperti vas atau tempat bunga maupun barang bermanfaat dan menghasilkan nilai ekonomis lainnya," kata Jalaluddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019