Kopi gayo khas Aceh menjadi minuman yang banyak diminati oleh pengunjung pada pameran Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (HKG-PKK) Nasional yang ke-47 di taman Imam Bonjol Padang.

"Alhamdulillah sejak hari pertama hingga saat ini pameran kami selalu ramai dikunjungi," kata Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Aceh Samsiarni di Padang, Kamis.

Selain itu kopi gayo juga merupakan produk unggulan TP-PKK Provinsi Aceh yang menjadi incaran para pengunjung.

Bahkan para pengunjung rela berdesak-desakan demi menunggu antrean untuk menikmati kopi gayo.

Baca juga: TPID se-Sumatera Utara studi banding ke Aceh tengah contoh SRG

Bagi masyarakat yang belum sempat berkunjung ke pameran hari ini, pameran masih dibuka sejak pagi hingga jam 21.00 WIB sampai penutupan HKG-PKK yang ke-47 yakni Sabtu 27 Juli 2019 di taman Imam Bonjol Padang.

Selain kopi gayo, produk unggulan Aceh lainnya juga berupa kerajinan tangan yakni kerawang gayo berupa tas, dompet, sulaman pucuk rebung dengan motif yang menarik.

Aceh juga memiliki makanan khas yakni makanan kecil bungoeng kayee, bentuk makanan kecil ini terinspirasi dari bentuk bunga kayu yang terdapat di daerah Aceh namun terbuat dari tepung dengan rasa yang manis.

Baca juga: Ekspor kopi lewat Bandara SIM masih minim lima bulan terakhir

“Selain itu juga terdapat makanan berupa karah yang berbentuk bulat dan rasanya juga manis,” katanya.

Ikan keumamah juga merupakan makanan khas Aceh berupa ikan kaleng, akan tetapi ikan tersebut merupakan olahan masyarakat Aceh itu sendiri yang terbuat dari ikan tuna.

"Ikan tersebut dikeringkan hingga kering seperti kayu makanya disebut sebagai ikan kayu atau ikan keumamah, setelah itu disuir kecil-kecil dan ditaburi asam sunti agar tetap awet," ujarnya.

Baca juga: "Kupi Khop" Aceh Barat diusul sebagai warisan budaya takbenda

Selain itu menurut pengunjung lainnya yang tengah sabar menunggu antrian untuk menikmati kopi gayo Irwan (40) mengakui belum pernah mencoba merasakan kopi gayo khas Provinsi Aceh tersebut.

“Saya bersabar menunggu, mumpung gratis dan selagi ada di Padang,” sambung dia.

Pewarta: Laila Syafarud

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019