Nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja Banda Aceh mengaku selama sebulan terakhir mereka memperoleh hasil tangkapan ikan yang sangat melimpah, kendati demikian harga jual ikan anjlok hingga 50 persen per kilogram.

“Dalam bulan ini banyak peningkatan, sekali pergi melaut hasil tangkapan sampai 30 ton, melimpah dari pada biasanya. Tapi sekarang harga turun. Waktu ikan kurang itu harganya Rp20.000 per kilogram, sekarang Rp10.000 per kilogram,” kata Pengusaha KM Gambia, Wani Abu Bakar di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan hari-hari biasanya hasil tangkapan nelayan dengan kapal 34 GT mulai 10 hingga 15 ton dalam sekali melaut, selama 10 hingga 15 hari. Sedangkan selama sebulan terakhir ini nelayan mendapatkan hasil tangkapan mulai 15 hingga 30 ton sekali melaut.

“Pemasaran kadang ke Padang (Sumbar), Binjai, Medan (Sumut) dan lokal. Setelah dibongkar ikan dari kapal langsung berangkat,” kata Wani.

Ia menyebutkan selama ini pemerintah belum turun langsung mengatasi persoalan yang selama dialami nelayan. Katanya, di sektor pertanian pemerintah telah mengambil andil dengan cara memberi bantuan bibit, bahkan membeli gabah petani jika harganya di bawah Rp5.000 per kilogram.

“Kami nelayan juga butuh campur tangan pemerintah. Seperti sekarang harga ikan di bawah Rp10.000 (per kilorgam) pemerintah juga harus bisa tampung, kalau harga di atas Rp20.000 (per kilogram) kami biar jual ke tempat lain. Selama ini banyak ikan membusuk tidak ada yang tampung,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Cut Yusminar mengatakan hasil tangkapan ikan lebih dari 100 ton per hari. Namun Aceh masih kekurangan gudang pendingin (cold storage) untuk menampung ikan sebelum dieskpor.

“Hasil tangkapan cukup banyak, kualitasnya sudah mulai bagus. Di PPS Kutaraja, 80 sampai 100 tin per hari, kalau di Idi Aceh Timur mulai 60 sampai 80 tom juga, kapal kecil-kecil itu udah 20 sampai 25 ton per hari,” kata Cut. 
 

Pewarta: Khalis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019