Sejumlah perempuan dan disabilitas di sejumlah desa meliputi Desa Batee, Peuribu dan Panton Bahagia, Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, membedah dokumen dana desa yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) tahun 2019.
"Bedah dokumen yang dirangkai dengan Sekolah Anggaran Desa (gampong) ini bertujuan untuk mengawal pengelolaan dana desa secara transparan dan akuntabel," kata aparat pemerintah Desa Alue Batee, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat, Halimah, Sabtu.
Kegiatan tersebut juga sebagai upaya memperjuangkan aspirasi perempuan dan isu layanan dasar agar masuk dalam APBDes tahun 2020 mendatang, sehingga banyak aspirasi kaum perempuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi dapat terakomodir dalam dokumen dana desa.
Halimah mengakui selama ini mereka selalu dilibatkan saat musyawarah penyusunan anggaran, akan tapi masih ada usulan atau pun ide dari kalangan perempuan yang belum menjadi prioritas.
Untuk itu, mereka merasa perlu melakukan analisis anggaran ini untuk kemudian menyepakati usulan yang menjadi prioritas perempuan untuk diperjuangkan dalam anggaran desa.
"Alhamdulillah, kami telah menyerahkan rekap sejumlah usulan perempuan kepada pemerintah gampong untuk diperjuangkan dalam APBDes tahun 2020. Ini terus kita kawal bersama supaya masuk dalam dokumen belanja desa," kata Halimah menambahkan.
Sementara itu, pemateri Sekolah Anggaran, Amel mengatakan bedah anggaran desa merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perempuan dan anggota aparat desa (tuha peut), untuk mengetahui sejauh mana alokasi anggaran diperuntukkan untuk program prioritas berdasarkan hasil musyawarah desa dalam rangka penurunan angka kemiskinan.
"Semoga kegiatan serupa dapat dilaksanakan oleh perempuan di semua desa untuk memberikan catatan positif dan konstruktif guna melahirkan dokumen perencanaan gampong yang responsif, partisipatif dan akuntabel," kata Amel.
Hal itu diharapkan agar anggaran dana desa benar-benar terkelola dengan baik sebagaimana ketentuan dan bermanfaat bagi masyarakat secara berkelanjutan, ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Bedah dokumen yang dirangkai dengan Sekolah Anggaran Desa (gampong) ini bertujuan untuk mengawal pengelolaan dana desa secara transparan dan akuntabel," kata aparat pemerintah Desa Alue Batee, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat, Halimah, Sabtu.
Kegiatan tersebut juga sebagai upaya memperjuangkan aspirasi perempuan dan isu layanan dasar agar masuk dalam APBDes tahun 2020 mendatang, sehingga banyak aspirasi kaum perempuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi dapat terakomodir dalam dokumen dana desa.
Halimah mengakui selama ini mereka selalu dilibatkan saat musyawarah penyusunan anggaran, akan tapi masih ada usulan atau pun ide dari kalangan perempuan yang belum menjadi prioritas.
Untuk itu, mereka merasa perlu melakukan analisis anggaran ini untuk kemudian menyepakati usulan yang menjadi prioritas perempuan untuk diperjuangkan dalam anggaran desa.
"Alhamdulillah, kami telah menyerahkan rekap sejumlah usulan perempuan kepada pemerintah gampong untuk diperjuangkan dalam APBDes tahun 2020. Ini terus kita kawal bersama supaya masuk dalam dokumen belanja desa," kata Halimah menambahkan.
Sementara itu, pemateri Sekolah Anggaran, Amel mengatakan bedah anggaran desa merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perempuan dan anggota aparat desa (tuha peut), untuk mengetahui sejauh mana alokasi anggaran diperuntukkan untuk program prioritas berdasarkan hasil musyawarah desa dalam rangka penurunan angka kemiskinan.
"Semoga kegiatan serupa dapat dilaksanakan oleh perempuan di semua desa untuk memberikan catatan positif dan konstruktif guna melahirkan dokumen perencanaan gampong yang responsif, partisipatif dan akuntabel," kata Amel.
Hal itu diharapkan agar anggaran dana desa benar-benar terkelola dengan baik sebagaimana ketentuan dan bermanfaat bagi masyarakat secara berkelanjutan, ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019