Operator maskapai penerbangan mengakui jumlah penumpang pesawat rute domestik mengalami tren penurunan selama delapan bulan terakhir tahun ini di Banda Udara (Bandara) Rembele, Simpang Tiga Redelong, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
"Jumlah penumpang rata-rata dari Redelong ke Bandara Kualanamu sekitar 40 orang. Namun dari Kualanamu ke sini rata-rata cuma 20-an orang," ujar Station Manager Wings Air Bandara Rembele, Erwanda, di Redelong, Aceh, Selasa.
Penurunan penumpang tersebut, lanjut dia, salah satu di antaranya akibat pemerintah daerah Bener Meriah dan Aceh Tengah kurang gencar dalam melakukan promosi sebagai daerah destinasi wisata di dataran tinggi Aceh.
Selain destinasi wisata, katanya, wilayah tengah di Aceh tersebut juga dikenal sebagai daerah penghasil kopi terbaik dunia baik jenis arabika maupun robusta dengan kualitas ekspor, dan memiliki hamparan Danau Laut Tawar seluas 55 kilometer persegi pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
"Mungkin imbauan pemda setempat yang masih kurang, sebagai tujuan wisata di daerah sejuk ini akibat berselimut kabut," ujar dia.
Data Badan Pusat Statistik Aceh dari Januari hingga Juni 2019 mencatat Bandara Rembele kehilangan 8.367 orang penumpang pesawat dari sebelumnya tercatat 17.901 orang di tahun 2018 menjadi 9.534 orang tahun ini.
Wings Air merupakan satu-satunya maskapai penerbangan dalam tiga tahun terakhir melayani penumpang dari Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara menuju Bandara Rembele dan sebaliknya.
"Kami informasikan ke masyarakat di wilayah tengah ini bahwa jika terbang dari Bandara Rembele bisa terkoneksi ke seluruh daerah menggunakan dari Lion Air Group, yakni Batik Air, Lion Air, Wings Air, dan Malindo Air," kata Erwanda.
Humas Unit Pengelola Bandara Rembele, Iwan Mulia mengatakan pihaknya berharap pemerintah kedua kabupaten tersebut agar lebih gencar lagi dalam melakukan promosi pariwisata supaya penerbangan di bandara tersebut tetap bertahan.
"Selain sebagai daerah penghasil kopi, kedua wilayah ini juga mempunyai daya tarik tersendiri. Kita tahu ada objek wisata dan potensi wisata cukup bagus, seperti wisata pegunungan," katanya pula.
"Kita berharap pemerintah di sini harus terus berbenah, dan mendatangkan wisatawan. Kami selaku operator bandara dan operator penerbangan, siap mendukung aktivitas wisatawan yang akan mendatangi daerah dataran tinggi gayo ini," ujar Iwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Jumlah penumpang rata-rata dari Redelong ke Bandara Kualanamu sekitar 40 orang. Namun dari Kualanamu ke sini rata-rata cuma 20-an orang," ujar Station Manager Wings Air Bandara Rembele, Erwanda, di Redelong, Aceh, Selasa.
Penurunan penumpang tersebut, lanjut dia, salah satu di antaranya akibat pemerintah daerah Bener Meriah dan Aceh Tengah kurang gencar dalam melakukan promosi sebagai daerah destinasi wisata di dataran tinggi Aceh.
Selain destinasi wisata, katanya, wilayah tengah di Aceh tersebut juga dikenal sebagai daerah penghasil kopi terbaik dunia baik jenis arabika maupun robusta dengan kualitas ekspor, dan memiliki hamparan Danau Laut Tawar seluas 55 kilometer persegi pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
"Mungkin imbauan pemda setempat yang masih kurang, sebagai tujuan wisata di daerah sejuk ini akibat berselimut kabut," ujar dia.
Data Badan Pusat Statistik Aceh dari Januari hingga Juni 2019 mencatat Bandara Rembele kehilangan 8.367 orang penumpang pesawat dari sebelumnya tercatat 17.901 orang di tahun 2018 menjadi 9.534 orang tahun ini.
Wings Air merupakan satu-satunya maskapai penerbangan dalam tiga tahun terakhir melayani penumpang dari Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara menuju Bandara Rembele dan sebaliknya.
"Kami informasikan ke masyarakat di wilayah tengah ini bahwa jika terbang dari Bandara Rembele bisa terkoneksi ke seluruh daerah menggunakan dari Lion Air Group, yakni Batik Air, Lion Air, Wings Air, dan Malindo Air," kata Erwanda.
Humas Unit Pengelola Bandara Rembele, Iwan Mulia mengatakan pihaknya berharap pemerintah kedua kabupaten tersebut agar lebih gencar lagi dalam melakukan promosi pariwisata supaya penerbangan di bandara tersebut tetap bertahan.
"Selain sebagai daerah penghasil kopi, kedua wilayah ini juga mempunyai daya tarik tersendiri. Kita tahu ada objek wisata dan potensi wisata cukup bagus, seperti wisata pegunungan," katanya pula.
"Kita berharap pemerintah di sini harus terus berbenah, dan mendatangkan wisatawan. Kami selaku operator bandara dan operator penerbangan, siap mendukung aktivitas wisatawan yang akan mendatangi daerah dataran tinggi gayo ini," ujar Iwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019