Susliani (46 tahun), warga Kampung Gunung Balohen, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, kini bisa melepas senyum bahagianya. 

Impiannya untuk memiliki rumah layak huni terwujud sudah, berkat adanya kepedulian sesama.

Janda miskin yang berprofesi sebagai penjual ikan keliling ini mendapatkan simpati masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah, karena diketahui tinggal di sebuah gubuk plastik berukuran 3x5 meter bersama Tiga orang anaknya. 

Tempat tinggal tak layak huni tersebut menjadi pilihan terkahirnya, setelah Susliani merasa tak lagi mampu membayar sewa rumah kontrakan seperti yang menjadi pilihannya selama ini, untuk dapat memberikan tempat tinggal layak bagi ketiga orang anaknya.

Terwujudnya impian Susliani untuk bisa memiliki rumah sendiri dan layak untuk ditinggali, berawal dari viralnya foto-foto kondisi gubuk plastik yang menjadi rumah baginya.

Foto-foto tersebut dengan cepat menyebar di media-media sosial di kalangan masyarakat Aceh Tengah, hingga memunculkan simpati warga untuk bisa membantu janda tak mampu itu mendirikan sebuah rumah yang layak.

Adalah Forum Silaturrahmi Gayo Bersatu (Forgab) yang kemudian tergerak untuk mengumpulkan donasi secara swadaya, dari lapisan masyarakat yang peduli membantu meringankan beban Susliani.

Penggalangan donasi juga hanya dilakukan melalui media-media sosial. Forgab kemudian juga menggandeng dua komunitas lainnya, yaitu komunitas Trail Gayo Takengon (Tragong) dan IOF Aceh Tengah yang ikut membantu menyumbangkan dana dan material pembangunan rumah.
 
Pembangunan rumah janda miskin Susliani di Kampung Gunung Balohen, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah. (Antara Aceh/Kurnia Muhadi)

Ketua Forgab, Afriandi, kepada wartawan Selasa, menuturkan bahwa setelah dana awal terkumpul kurang lebih senilai Rp 40 juta, mulailah rumah impian Susliani dibangun.

Tapi dana itu, kata Afriandi belum cukup. Beruntung banyak pihak tak henti memberikan uluran tangan. Dan donasi pun terus mengalir hingga cukup untuk menyelesaikan pembangunan rumah Susliani.

Pembangunannya mulai dilakukan pada 2 September 2019 dengan perkiraan selesai selama 10 sampai 15 hari.

"Dari kegiatan ini kami berharap bisa menimbuhkan kembali jiwa gotong royong di tengah masyarakat, sehingga kalau ada saudara kita yang membutuhkan, kita bisa bantu bersama," tutur Afriandi.

Jadilah kini Susliani memiliki rumah idamannya. Ia tak harus lagi tinggal di balik plastik yang menutupi gubuk kecilnya sebagai dinding; tanpa kamar, tanpa dapur, atau ruangan apapun layaknya sebuah rumah. Bahkan saat itu kamar mandi pun ia tak punya.

Kepada wartawan, Susliani menuturkan rasa bahagianya. Ia mengaku tak pernah bermimpi akan memiliki sebuah rumah layak huni seperti sekarang ini, mengingat kondisi ekonominya yang serba kekurangan.

"Bahagia sekali saya bisa dapat rumah. Bersyukur saya, karena saya orang gak mampu," tutur Susliani terbata.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019