Seribuan masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melaksanakan kegiatan bersih-bersih di kawasan tempat wisata pantai Jilbab, Kecamatan Susoh dalam rangka memperingati Hari Bersih Bumi se Dunia atau World Cleanup Day, Sabtu
Kegiatan pungut sampah tersebut diinisiasi oleh relawan World Cleanup Day Abdya, dibuka secara resmi oleh Bupati Abdya Akmal Ibrahim, dan turut dihadiri Dandim 0110/Abdya, Letkol Czi M Ridha Has, ibu-ibu PKK, Dharma Wanita, Pemuda Pancasila, dan guru sekolah bersama muridnya.
Baca juga: PDI Perjuangan dukung pusat KEK barat-selatan di Abdya
Bupati Abdya Akmal Ibrahim mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang sudah ikut berpartisipasi, dan sudah berinisiasi melaksanakan kegiatan pungut sampah di pantai, sebab kegiatan menjaga kebersihan itu merupakan bagian dari keimanan umat Islam.
“Selama ini banyak sorotan sampah berserakan, baik di pantai jilbab maupun di sungai-sungai kotor sekali. Padahal penghuninya 100 persen Islam. Jadi, kita selaku orang Islam seharusnya menjaga kebersihan, karena bersih itu bagian dari pada keimanan,” ujarnya.
Baca juga: SISCA 'Gadis' Abdya bakal dipinang saudagar muslim Indonesia
Bupati terlihat sedih karena selama ini cukup banyak sampah berserakan di lokasi pantai wisata, baik di kawasan pantai Jilbab maupun kawasan Pelabuhan pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Susoh termasuk saluran-saluran irigasi sawah dipenuhi plastik bekas.
“Saya mengamati selama ini banyak sekali degradasi, penurunan kesadaran dalam masyarakat kita. Masyarakat kita makin ego. Masyarakat kita makin tidak bisa menjaga diri dari seorang hamba dan makhluk sosial,” katanya.
Baca juga: Pengembangan Kawasan Surin Abdya lebih mengarah ke agrobisnis
Ia berharap, dengan telah hadirnya ribuan relawan, Organisasi Kepemudaan, dan para guru-guru sekolah bersama ratusan murid-muridnya memungut sampah, diharapkan semua pihak mulailah sadar kembali untuk menjaga kebersihan di Kabupaten Abdya ini.
Salah seorang pengusaha kafe di pantai Jilbab, Mukhlis, mengatakan bahwa sampah berserakan yang selama ini merusak keindahan kawasan bibir pantai wisata itu bukanlah berasal dari wisatawan, melainkan dari saluran sekunder Irigasi Krueng Susoh di Blangpidie.
“Penyebar sampah itu bukanlah dari tamu-tamu kita di kafe, melainkan dari rusaknya moral masyarakat yang membuang sampah ke saluran irigasi di Blangpidie kemudian mengalir ke muara sungai Desa Keude Susoh,” ungkap Mukhlis.
Mukhlis melanjutkan, sampah-sampah yang sudah memadati muara itu selanjutnya menuju kelautan dan hingga terbawa ke lokasi pantai Jilbab setelah adanya tekanan gelombang pasang.
“Kami masyarakat pengelola pantai Jilbab benar-benar tidak mampu lagi menyelesaikan sampah ini, dan kami harapkan pemerintah daerah juga melakukan penyuluhan, agar tidak terbiasa lagi buang sampah ke saluran irigasi,” pintanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019