Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan transformasi digital dan isu-isu sustainable menjadi kunci penting untuk mencapai target cetak biru MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2025.
Menko Airlangga selaku Ketua Dewan MEA saat menghadiri AECC (Pertemuan Tingkat Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN) ke-20 yang digelar secara virtual, Senin, mendukung penuh upaya berkelanjutan pada peningkatan keterampilan digital UMKM melalui berbagai inisiatif di ASEAN, seperti ASEAN SME Academy, Go Digital dan ASEAN Access, dan integrasi UMKM ke dalam Rantai Pasok Global (Global Value Chain).
“Kolaborasi ini menjadi kunci dalam merancang kebijakan dan regulasi mengelola disrupsi dan memaksimalkan keuntungan dari ekonomi digital melalui pendekatan kolektif transformasi digital di ASEAN,” kata Menko Airlangga Hartarto seperti dikutip dari keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Pertemuan yang dipimpin oleh Minister at the Prime Minister's Office and Minister of Finance and Economy II, Brunei Darussalam, Dato Amin Abdullah tersebut dihadiri oleh seluruh Menteri Dewan MEA dari 10 Negara Anggota ASEAN.
Pertemuan menyepakati dua dokumen penting sebagai komitmen pengembangan ekonomi digital yaitu Bandar Seri Begawan Roadmap to Accelerate ASEAN’s Economic Recovery and Digital Economy Integration dan ASEAN Leaders’ Statement on Advancing Digital Transformation in ASEAN.
Lebih lanjut Menko Airlangga menekankan kondisi pandemi telah mengakselerasi proses transformasi digital di dunia, termasuk di ASEAN.
Ia juga mengajak negara-negara ASEAN untuk memanfaatkan pasar internet yang tumbuh cepat di dunia untuk membangun ekonomi digital ASEAN seperti e-commerce, dukungan pada travel dan ride hailing. Sementara itu edutech dan healthtech menjadi sektor utama pendukung ekonomi digital baru di ASEAN di masa pandemi.
Untuk mendukung agenda transformasi digital dimana pemerintah sebagai fasilitator, Menko Airlangga menekankan lima hal. Pertama, penciptaan regulasi yang inklusif, koheren dan holistik untuk pengembangan ekonomi digital dan mendukung inovasi. Kedua, memperluas infrastruktur telekomunikasi dan menjamin akses internet yang terjangkau.
Lalu memperkuat kolaborasi dengan sektor swasta dalam penelitian dan perumusan kebijakan, kemudian mempercepat literasi digital dan mempersiapkan talenta digital serta meningkatkan produktivitas dan inovasi melalui digital di sektor publik.
Sedangkan pada isu prioritas sustainable, Indonesia memberikan dukungan dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip ekonomi sirkular sebagai bagian dari ekonomi berkelanjutan dan menciptakan peluang peluang pekerjaan hijau.
“Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional dengan berkomitmen mengurangi limbah makanan hingga 50 persen dan limbah tekstil hingga 14 persen,” ujar Menko Airlangga.
Isu krusial lain yang dibahas adalah hasil dari MTR Cetak Biru MEA 2025 dimana peningkatan nilai perdagangan intra-ASEAN yang relatif moderat selama beberapa tahun terakhir.
Untuk itu Menko Airlangga menjelaskan perlunya mendorong hasil dari MTR sebagai katalis efektivitas program-program strategis yang lebih tepat sasaran berdasarkan parameter terukur dan dapat tercapai.
Menurutnya, program blue economy dan green economy perlu menjadi perhatian sebagai mesin pertumbuhan baru dan menjaga ASEAN tetap relevan dengan perkembangan global.
Menko Airlangga menyebut ASEAN Community Post-2025 Vision perlu memperhatikan kondisi yang terjadi saat ini melalui peningkatan kolaborasi penelitian dan pengembangan bidang bioteknologi khususnya untuk mendukung kapasitas produksi vaksin di ASEAN.
“Pembahasan lebih lanjut terkait penyusunan ASEAN Community Post-2025 Vision perlu melibatkan tiga pilar, terutama dalam membahas isu-isu lintas sektoral yang sedang berkembang dan kapasitas mekanisme kelembagaan ASEAN,” tutur dia.