Banda Aceh (ANTARA) - Wakil Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Muhammad Zainul Majdi menyatakan bahwa BSI akan siap berkontribusi untuk membangun ekonomi Aceh melalui perbankan syariah.
“Merger operasional BSI sudah tuntas dan siap berkontribusi maksimal pembangunan ekonomi khususnya melalui jalur perbankan syariah dan ekosistem ekonomi syariah di Aceh,” kata Tuan Guru Bajang (TGB), di Aceh Besar, Selasa.
Hal itu disampaikan TGB saat melakukan pertemuan dengan Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al-Haytar, di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh, di Aceh Besar.
Dalam pertemuan tersebut, TGB menjelaskan perkembangan terkini operasional PT BSI Tbk di Aceh, serta untuk meminta dukungan agar BSI dapat berjalan maksimal operasional di tanah rencong.
“Wali Nanggroe sebagai pengayom seluruh rakyat Aceh adalah orang yang paling tepat untuk kami datang meminta dukungan, restu dan bimbingan,” ujarnya.
Terkait adanya keluhan masyarakat terhadap operasional mesin ATM dan layanan BSI di Aceh, TGB menuturkan bahwa sebenarnya secara operasional BSI resmi menuntaskan merger pada 1 November 2021.
“Dalam rentang waktu hampir dua bulan ini memang masih ada keluhan-keluhan terkait dengan perangkat BSI seperti ATM, dan beberapa pelayanan. Tetapi kami pastikan bahwa setiap komplain dari masyarakat Aceh itu segera direspon,” kata TGB.
Saat ini, lanjut TGB, BSI di Aceh telah melakukan pembenahan untuk memperlancar operasional, sehingga dapat berjalan sesuai yang diharapkan masyarakat Aceh.
“Insya Allah dalam waktu, tidak terlalu lama layanan BSI akan sesuai dengan ekspektasi masyarakat, untuk bisa memberikan pelayanan terbaik," ujar TGB.
Sementara itu, Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud mengucapkan terima kasih kepada BSI yang selama ini telah bekerja maksimal untuk perkembangan ekonomi Aceh, meskipun dalam keadaan pandemi COVID-19.
“Mudah-mudahan ke depan BSI menjadi bank terbaik di Indonesia, dan menjadi barometer untuk dunia perbankan, untuk membangun perekonomian, khususnya di Aceh,” demikian Malik Mahmud.