Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar Festival Krueng Daroy 2022 guna melestarikan kembali nilai sejarah dan kebudayaan di provinsi setempat.
“Festival Krueng Daroy ini salah satu kegiatan yang bagus untuk memotivasi generasi muda belajar mengenal tentang siapa tokoh-tokoh dan pahlawan Aceh terdahulu,” kata Pj Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Ayu Candra Febiola Nazuar di sela-sela meninjau kegiatan Festival Krueng Daroy di Taman Putroe Phang, Minggu.
Ia mengajak warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan ikut berpartisipasi mengurangi penggunaan sampah plastik dalam kegiatan sehari-hari.
Menurut dia upaya yang dapat dilakukan salah satunya bisa mulai menerapkan kebiasaan dengan beralih ke tumbler dan menggunakan tempat/kotak makanan (lunch box) yang terbuat dari material ramah lingkungan, serta menggunakan tas belanja kain.
“Mari kita wujudkan Aceh bebas plastik. Kita mulai dari yang hal yang kecil dulu, seperti meniadakan sampah botol plastik dengan membawa tumbler, lunch box dan totte bag,” katanya.
Kegiatan yang dilaksanakan di bantaran Krueng Daroy, Taman Putroe Phang, Kota Banda Aceh sejak 29 Juli hingga 31 Juli 2022 tersebut merangkul seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan, terutama para pelaku UMKM, komunitas wisata, dan siswa sekolah dari jenjang TK, SD, SMP hingga SMA.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memuliakan dan mengingat peran para pendahulu dengan merawat, serta melestarikan semua peninggalannya.
Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengatakan Krueng Daroy adalah salah satu bukti nyata warisan budaya dan sejarah Aceh yang perlu dilestarikan.
Di sepanjang sungai tersebut terletak bangunan bersejarah, yang menunjukkan masa kejayaan Aceh seperti Gunongan, Pinto Khop, Kompleks Makam Kerajaan Aceh, serta Keraton Aceh.
Krueng Daroy ini juga dikisahkan dalam Kitab Bustanussalatin yang ditulis oleh Syekh Nuruddin Ar-Raniry.
Selain itu, Krueng Daroy juga merupakan simbol persahabatan dari bangsa-bangsa asing terutama dengan Malaysia.
Saat ini, Krueng Daroy kerap menjadi tempat aktivitas masyarakat sekitar untuk rekreasi maupun sebagai tempat olahraga.
“Area ini sangat berpotensi tinggi menjadi salah satu destinasi wisata andalan bagi masyarakat lokal maupun masyarakat luar Aceh,” katanya.
Ia mengatakan dengan potensi tersebut, pihaknya berupaya meningkatkan aktivitas di sekitar Krueng Daroy guna menjadikan area tersebut sebagai ragam aktivitas yang syarat akan nilai budaya dan pariwisata, sehingga dapat memperkuat citra sejarah, wisata, hingga budaya,” kata Almuniza.
Pada Festival Krueng Daroy ini, pihaknya turut menggaet Konsulat Jenderal Malaysia, sebagai salah satu wilayah yang mempunyai ikatan sejarah yang kuat dengan Aceh.
“Jalinan kerja sama antara Aceh-Malaysia ini semoga tak terhenti di acara ini saja, namun terus berlanjut dalam berbagai program kerja sama lainnya di masa yang akan datang, demi kemajuan bersama,” ucapnya.
Pihaknya menyampaikan terima kasih atas antusiasme seluruh partisipan Festival Krueng Daroy 2022.
“Semoga kegiatan ini memberi manfaat dalam membangun dan mengembangkan destinasi wisata di Aceh,” katanya.
Turut hadir dalam pertemuan itu, Anggota DPR Aceh, Irawan Abdullah, Konjen Malaysia di Medan, Aiyub bin Omar, Kadispar Banda Aceh, Said Fauzan, dan para perwakilan dari Kerajaan Pahang, Malaysia.