Jakarta (ANTARA) - Ekonom dan Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai aksi korporasi berupa buyback saham oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI akan memberikan keuntungan bagi karyawan perseroan itu.
Seperti diketahui, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 1 Maret 2022 lalu, BRI mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham senilai Rp3 triliun yang akan digunakan sebagai insentif jangka panjang bagi karyawan.
“Kalau ini sahamnya BRI, no doubt tidak perlu dipertanyakan. Ini menurut saya bagus tidak merugikan karyawan,” kata Piter dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Secara nilai dan likuiditas, Piter melanjutkan saham emiten bersandi BBRI ini cenderung bagus dan memiliki rekam jejak positif dalam perihal pembayaran dividen.
Contohnya, perseroan telah memutuskan membagikan rasio dividen sebesar 85 persen pada tahun buku 2021, dan mengumumkan rasio dividen sebesar 65 persen pada 2020.
Menurut dia, BRI juga berhasil mencetak kinerja cemerlang sepanjang semester I-2022 yang secara konsolidasian mengumpulkan laba Rp24,8 triliun atau diatas 50 persen dari target yang sebesar Rp40 triliun sepanjang tahun ini.
Dalam kesempatan sama, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan insentif berupa saham akan memberikan tambahan semangat kerja karena karyawan merasa ikut memiliki perusahaan.
“Jadi ini menjadi long term insentif yang mengikat semangat kerja dan rasa memiliki pegawai sehingga mereka akan lebih nyaman dan loyal,” kata Amin.
Sebagai informasi, pertumbuhan laba BRI pada semester I-2022 ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga yang tumbuh 10 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp76,86 triliun, dari sebelumnya Rp69,95 triliun pada Juni 2021.
Selain itu, juga ditopang oleh penyaluran kredit secara konsolidasi yang tumbuh 8,75 persen yoy menjadi Rp1.104,79 triliun.