Puluhan warga dan pedagang kecil di sekitaran waduk Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, mogok makan karena menolak digusur.
Silvi, peserta mogok makan, di Lhokseumawe, Kamis, mengatakan warga Desa Pusong dengan tegas menolak rencana pemerintah kota menggusur lokasi tempat usaha yang menjadi mata pencarian selama belasan tahun terakhir.
"Mogok makan ini kami lakukan agar Pemkot Lhokseumawe memperhatikan nasib orang kecil yang menggantungkan hidupnya dari berjualan di lokasi waduk. Aksi ini akan kami lakukan sampai pemerintah membatalkan rencana penggusuran," katanya.
Menurut Silvi, sejauh ini pihak Satpol PP dan WH tidak pernah melayangkan surat peringatan dan juga melakukan sosialisasi terkait rencana penggusuran. Namun, tiba-tiba datang surat penggusuran yang akan dilakukan pada Jumat (18/11).
"Kami makan apa jika tidak boleh berjualan di sini. Apa sebenarnya tujuan pemerintah. Kami akan mempertahankan tempat usaha ini. Bahkan Pemkot Lhokseumawe tidak memberikan solusi apapun setelah kios kami dibongkar," katanya
Silvi mengatakan warga sekitar waduk memohon kepada Pj Wali Kota Lhokseumawe agar tidak menggusur tempat usaha yang menjadi mata pencarian warga.
"Jika digusur, bagaimana dengan nasib kami, apakah harus melakukan tindakan kriminal. Jika ya, tolong berikan izin untuk kami warga Pusong melakukan tindakan kriminal," katanya.
Sekretaris Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe Heri Maulana mengatakan pihaknya menggusur lokasi untuk ditata lebih baik lagi.
"Di waduk tersebut tidak diperbolehkan adanya bangunan dan pemerintah akan menata tempat tersebut. Bangunan di situ banyak yang sudah diperjualbelikan, padahal tidak boleh ada bangunan," katanya.
Heri Maulana menyebutkan pihaknya sudah beberapa kali menyosialisasikan terkait penggusuran tersebut. Namun, tidak diindahkan, sehingga pemerintah kota mengambil tindakan tegas untuk melakukan pembongkaran.
"Petugas sudah meminta warga membongkar sendiri tempat usaha, namun tidak dilakukan. Kami jalankan tugas sesuai dengan tupoksinya agar Kota Lhokseumawe lebih tertata lagi," katanya.
Heri Maulana meminta kerja sama warga agar mengikuti aturan. Penertiban dilakukan tersebut bukan penggusuran, tetapi untuk penataan agar lebih bagus lagi.
"Mohon kerja samanya. Petugas akan tetap menertibkan, meskipun warga mogok makan," tutup Hari Maulana.