Pidie (ANTARA) - Kontingen Kota Banda Aceh memborong medali emas nomor catur klasik 90 menit Pekan Olahraga Aceh (PORA) XIV di Kabupaten Pidie.
Technical Delegate Cabang Olahraga Catur PORA XIV Teuku Ardiansyah di Pidie, Jumat, mengatakan Kontingen Kota Banda Aceh berhasil meraih lima medali dari tujuh emas yang diperebutkan di nomor catur klasik.
"Dari tujuh medali emas catur klasik, Kontingen Kota Banda Aceh memborong lima emas. Dengan raihan tersebut, Kontingen Banda Aceh memimpin perolehan medali dengan delapan emas," kata Teuku Ardiansyah.
Lima medali emas yang diraih atlet Kota Banda Aceh dari nomor catur klasik yakni perseorangan putri atas nama Klarisa Sabila dan Hunter Chalid dari perseorangan putra.
Kemudian, medali emas beregu putra, papan satu beregu putra atas nama Master Fide (MF) Zulkhairi dan papan tiga beregu putra dari MF M Hendrik FS
Sedangkan dua medali emas lainnya diraih M Akbar dari Kontingen Kabupaten Aceh Timur yang bermain di papan dua beregu. Serta Firanda Girsang dari Kontingen Aceh Tengah di papan empat beregu.
Adapun hasil lengkap untuk catur klasik beregu putra, yakni medali emas diraih Kota Banda Aceh, perak Aceh Tengah, dan perunggu tuan rumah Pidie.
Sedangkan medali papan beregu, yakni medali emas papan satu MF Zulkhairi (Banda Aceh), perak MN Irwandi (Aceh Tengah), dan perunggu Anas (Aceh Besar).
Untuk papan dua beregu, medali emas diraih M Akbar (Aceh Timur), perak Musliadi (Banda Aceh), dan perunggu Ismar Heryanto (Pidie).
Kemudian papan tiga beregu, emas diraih MF Hendrik FS (Banda Aceh), perak Safran Hadi (Aceh Selatan), dan perunggu Sarmadoli Siringoringo (Aceh Besar).
Serta papan empat beregu, medali emas diraih Firanda Girsang (Aceh Tengah), perak Erwinsyah (Pidie), dan perunggu Nurkholis (Aceh Selatan).
Untuk perseorangan putra, medali emas diraih Hunter Chalid (Banda Aceh), perak Muliadi (Aceh Tenggara), dan perunggu MN Chairil Nardi (Sabang).
Serta perseorangan putri, medali emas diraih Klarisa Sabila (Banda Aceh), perak WNM Wita Rahayu (Aceh Besar), dan perunggu Intan Nurhidayah (Aceh Tamiang).
"Setelahnya catur klasik, pertandingan cabang olahraga catur dilanjutkan dengan nomor catur kilat tiga menit. Nomor catur kilat berlangsung tujuh babak," kata Teuku Ardiansyah.
Teuku Ardiansyah yang juga Sekretaris Pengurus Provinsi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Aceh mengatakan cabang olahraga catur diikuti delapan kabupaten kota untuk beregu serta delapan atlet perorangan masing-masing putra dan putri.
Untuk beregu putra diikuti Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Timur, Bireuen, Kabupaten Aceh Tengah, Kota Banda Aceh, serta tuan rumah Kabupaten Pidie.
Sedangkan perorangan putra diikuti atlet dari Kota Sabang, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Simeulue, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Jaya, Kota Banda Aceh, serta tuan rumah Kabupaten Pidie.
Serta perorangan putri diikuti Kota Banda Aceh dua atlet, Kabupaten Aceh Tengah, Kota Langsa, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Besar, Kota Sabang, dan tuan rumah Pidie.
"Atlet cabang olahraga catur, baik beregu maupun perorangan yang bertanding di PORA merupakan mereka yang lolos seleksi Pra PORA di Kabupaten Aceh Barat Daya pada Oktober 2021. Sedangkan tuan rumah otomatis lolos," kata Teuku Ardiansyah.
Teuku Ardiansyah mengatakan cabang olahraga catur memperebutkan 63 medali, masing-masing 21 emas, 21 perak, dan 21 perunggu. Terdiri enam medali emas perorangan putra dan putri. Serta 16 medali emas dari beregu putra
"Sistem pertandingan digunakan round robin serta pairing menggunakan sistem swiss manager PORA ini juga ajang seleksi atlet cabor catur untuk PON 2024, di mana Aceh dan Sumatera Utara menjadi tuan rumah bersama," kata Teuku Ardiansyah.