Banda Aceh (ANTARA) - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) mampu membukukan kinerja impresif sepanjang 2022, dengan menorehkan pertumbuhan total aset 39,68 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan total pendapatan tahun berjalan tumbuh 45,37 persen yoy.
Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah dalam keterangan di terima di Banda Aceh menyebutkan total aset BRI Finance per 31 Desember 2022 mencapai Rp7,33 triliun. Di mana pada periode yang sama tahun sebelumnya aset anak perusahaan BRI di bidang multifinance ini sebesar Rp5,25 triliun.
Sementara untuk total pendapatan tahun berjalan per 31 Desember 2022 tercatat Rp890,60 miliar. Adapun pada kurun waktu yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp612,62 miliar.
“Capaian tersebut mendorong optimisme perseroan untuk lebih memacu kinerja tahun ini. Sebab, kinerja impresif pada 2022 dicapai di tengah berbagai tantangan ekonomi yang hadir pada tahun lalu seperti kondisi yang belum sepenuhnya pulih akibat krisis karena pandemi, serta kenaikan suku bunga acuan bank sentral.,” katanya.
Ia mengatakan kinerja tersebut dicapai tentunya karena strategic response yang tepat dalam menghadapi tantangan ekonomi yang ada dan dapat dieksekusi dengan baik oleh seluruh komponen di BRI Finance.
Karena itu, pencapaian pada 2022 akan menjadi fondasi yang kuat bagi kami dalam menjajaki prospek bisnis yang dinilai akan positif tahun 2023.
Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan positif ekonomi nasional. Di mana pertumbuhan ekonomi ditaksir di kisaran 4,5 persen-5,3 persen, sedangkan pertumbuhan piutang pembiayaan secara industri di kisaran 13 persen-15 persen.
Adapun dari segi total liabilitas BRI Finance pada 2022 mencapai Rp6,10 triliun, meningkat dari posisi tahun sebelumnya Rp4,11 triliun. Sedangkan untuk total ekuitas BRI Finance pada 2022 mencapai Rp1,22 triliun, sementara tahun sebelumnya Rp1,14 triliun.
Di sisi lain, salah satu pendorong utama pertumbuhan kinerja BRI Finance adalah keberhasilan dalam memperbesar porsi pembiayaan untuk segmen konsumer. Sebab, BRI Finance dalam beberapa tahun terakhir lebih fokus pada pembiayaan konsumer dengan target kontribusi mencapai 75 persen, dan memperkecil kontribusi pembiayaan di segmen komersial.
“Untuk produk kami memiliki pembiayaan konsumer, komersial dan sewa operasi. Segmen konsumer ada pembiayaan mobil baru lewat BRIFnewcar, mobil bekas melalui BRIFused-car, pembiayaan sepeda motor dengan nama BRIFmotorcycle, dan fasilitas dana di BRIflash. Produk lainnya yang ingin kami dorong untuk segmen konsumer tahun 2023 ini yakni pembiayaan used cardan refinancing,” katanya.
Lebih lanjut Azizah menjelaskan, untuk memperkuat pembiayaan konsumer dan menciptakan pertumbuhan kinerja berkelanjutan pada tahun ini pihaknya sudah mempersiapkan berbagai strategi. Antara lain fokus untuk meningkatkan profitabilitas, salah satunya melalui joint financing(JF) baik dengan BRI (perusahaan induk) atau perbankan dan perusahaan pembiayaan lainnya.
Kemudian perseroan memaksimalkan sinergi pemasaran dengan melakukan penguatan titik captiveyang sudah ada.
BRI Finance akan menambah tenaga relationship manager (RM) di wilayah bisnis yang memiliki potensi pasar yang besar, sehingga akan memperdalam penetrasi pemasaran dan menumbuhkan disbursement(penyaluran kredit baru).
Selanjutnya, perseroan akan memanfaatkan sinergi dengan perusahaan induk melalui referraldari kantor-kantor cabang BRI. Hal itu juga akan jadi key performance indicator (KPI) di BRI, sehingga memacu semangat bersinergi. BRI Finance pun terus berinovasi dalam digitalisasi proses bisnis yaitu dengan peningkatan aplikasi myBRIf sebagai one stop digital financing platform.
“myBRIf ini menjadi salah satu senjata utama kami, di mana aplikasi tersebut berperan sebagai media informasi, media transaksi, personalisasi dan market demand untuk ritel. Kami pun sudah mensinergikan myBRIf dengan super appsBRI yaitu BRImo. Ini untuk memaksimalkan potensi nasabah induk perusahaan yang memang sangat besar,” katanya.