Untuk penanganan darurat atas kerusakan jembatan Kajeung-Tungkop tersebut, kata dia, akan dilakukan untuk penanganan darurat berupa perbaikan lantai dan bagian bawah jembatan sehingga bisa di lalui kembali.
Longsor badan jalan, kata dia, juga terjadi di ruas jalan kabupaten Pasie janeng - Paya Baro tepatnya Desa Gampong Baro WT sepanjang kurang lebih 200 meter, dan rencananya dilakukan pemindahan trase dengan kebutuhan anggaran Rp600 juta.
Baca juga: Jalan lintas Aceh Barat-Pidie putus akibat longsor, begini penjelasannya
Sedangkan untuk tebing, kerusakan erosi Krueng Woyla di bawah balai, butuh anggaran Rp7-10 miliar, dan penanganan darurat di buka trase baru sementara agar akses jalan tersebut dapat dilalui.
Kemudian di Pasie Sira, Kecamatan Pante Ceurmen, Kabupaten Aceh Barat juga menyebabkan erosi yang sangat parah dengan panjang erosi lebih 250 meter. Kerusakan ini, kata dia, juga telah dilakukan survey oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), BPBD dan PUPR Aceh, dan diusulkan ke BNPB sebesar Rp15 miliar.
Erosi, kata dia, juga terjadi di Alue kemang, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp8 miliar. Erosi ini sebutnya juga telah di survey oleh BPBA, BPBD dan PUPR dan telah diusulakn ke BNPB.
Sedangkan untuk kerusakan di ruas Jalan Tutut-Geumpang (lintas Aceh Barat-Pidie), kata Kurdi, terdapat tiga lokasi kerusakan badan jalan diantaranya di kilometer 78 lonsor badan jalan, kedua di simpang Beibon yang mengalami patahan sehingga sangat sulit dilalui.
Kemudian yang ketiga yang terbaru di simpang Lancong mengalami longsor badan jalan, dan dengan estimasi kebutuhan biaya yang dibutuhkan untuk penanganan nya sebesar Rp6 miliar.
“Kita berharap kerusakan ini sepenuhnya dapat ditangani oleh pemerintah pusat melalui dana APBN dan Pemerintah Aceh melalui APBA,” kata Kurdi mengharapkan.
Baca juga: Banjir rendam delapan kecamatan di Aceh Barat
Baca juga: Puluhan rumah warga di Seumantok Aceh Barat terdampak banjir luapan sungai