Takengon (ANTARA) - Pj Bupati Aceh Tengah T Mirzuan menemui langsung pihak direksi maskapai penerbangan Lion Group guna membahas mengaktifkan kembali pesawat penumpang Wings Air di Bandara Rembele.
"Kami datang bersama tim untuk berkonsultasi dan berdiskusi mencari solusi bagaimana pengoperasian kembali maskapai penerbangan Wings Air di Bandara Rembele," kata T Mirzuan di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, keberadaan Wings Air sebagai satu-satunya pesawat penumpang di Bandara Rembele sangat penting untuk menunjang aktifitas perekonomian masyarakat, pelaku usaha, dan juga kegiatan pemerintah daerah.
Baca juga: Pesawat Boeing 737-300 layani angkutan komoditas dari Bandara Rembele Bener Meriah
Mirzuan menyampaikan kedepannya juga akan banyak agenda kegiatan nasional yang akan digelar di wilayah tengah Aceh tersebut, sehingga keberadaan pesawat penumpang sangat dibutuhkan untuk memperlancar mobilisasi tamu daerah.
"Kita meyakinkan pihak maskapai Wings Air bahwa masyarakat wilayah tengah khususnya Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah menginginkan adanya penerbangan kembali Wings Air di Bandara Rembele," ujarnya.
Dalam hal ini maskapai penerbangan Lion Group telah menghentikan pengoperasian pesawat penumpang mereka jenis Wings Air di Bandara Rembele sejak awal Januari 2023 atau sudah selama lima bulan terakhir, karena alasan sepi penumpang.
Hal itu membuat tidak ada lagi pesawat komersil yang dapat melayani penerbangan di Bandara Kelas III tersebut.
Perwakilan Direksi Lion Group Ari Azhari mengatakan beban biaya operasional yang harus dikeluarkan mereka sangat besar, sehingga ketika sepi penumpang maka pesawat tidak dapat beroperasi di Bandara Rembele.
Menurutnya, untuk solusi harga tiket murah guna menarik minat penumpang juga belum menemukan perhitungan dengan harga di bawah Rp1 juta, walau sudah disubsidi oleh pemerintah daerah.
Baca juga: Tingkatkan ekspor lewat Bandara Rembele, BI ajak eksportir manfaatkan gudang konsolidator
"Walau diberikan subsidi pemerintah daerah perhitungan harga tetap mencapai di atas Rp1 juta dengan memperhitungkan load factor dan mempertimbangkan tarif batas atas," kata Ari Azhari.
Dia juga menyampaikan bahwa kenaikan harga tiket pesawat saat ini turut didorong oleh faktor melambung harga avtur sehingga ikut berpengaruh pada peningkatan biaya operasional maskapai.
Satu-satunya kondisi yang diharapkan untuk dapat kembali beroperasi dengan normal di Bandara Rembele ialah dengan adanya peningkatan jumlah penumpang.
"Dengan skema pembiayaan subsidi saya melihat juga akan membebani pemerintah daerah dengan kondisi pesawat kalau tidak memenuhi. Tetapi jika permintaan masyarakat meningkat pasti frekuensi penerbangan akan naik dan ini sesuai harapan kita bersama. Kami akan mempertimbangkan kembali usulan yang disampaikan oleh pak bupati," ujarnya.
Baca juga: Ketua Golkar Aceh Tengah usul pengembangan Bandara Rembele