Dalam hal ini maskapai penerbangan Lion Group telah menghentikan pengoperasian pesawat penumpang mereka jenis Wings Air di Bandara Rembele sejak awal Januari 2023 atau sudah selama lima bulan terakhir, karena alasan sepi penumpang.
Hal itu membuat tidak ada lagi pesawat komersil yang dapat melayani penerbangan di Bandara Kelas III tersebut.
Perwakilan Direksi Lion Group Ari Azhari mengatakan beban biaya operasional yang harus dikeluarkan mereka sangat besar, sehingga ketika sepi penumpang maka pesawat tidak dapat beroperasi di Bandara Rembele.
Menurutnya, untuk solusi harga tiket murah guna menarik minat penumpang juga belum menemukan perhitungan dengan harga di bawah Rp1 juta, walau sudah disubsidi oleh pemerintah daerah.
Baca juga: Tingkatkan ekspor lewat Bandara Rembele, BI ajak eksportir manfaatkan gudang konsolidator
"Walau diberikan subsidi pemerintah daerah perhitungan harga tetap mencapai di atas Rp1 juta dengan memperhitungkan load factor dan mempertimbangkan tarif batas atas," kata Ari Azhari.
Dia juga menyampaikan bahwa kenaikan harga tiket pesawat saat ini turut didorong oleh faktor melambung harga avtur sehingga ikut berpengaruh pada peningkatan biaya operasional maskapai.
Satu-satunya kondisi yang diharapkan untuk dapat kembali beroperasi dengan normal di Bandara Rembele ialah dengan adanya peningkatan jumlah penumpang.
"Dengan skema pembiayaan subsidi saya melihat juga akan membebani pemerintah daerah dengan kondisi pesawat kalau tidak memenuhi. Tetapi jika permintaan masyarakat meningkat pasti frekuensi penerbangan akan naik dan ini sesuai harapan kita bersama. Kami akan mempertimbangkan kembali usulan yang disampaikan oleh pak bupati," ujarnya.
Baca juga: Ketua Golkar Aceh Tengah usul pengembangan Bandara Rembele