Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Aceh mengembangkan tiga kabupaten di provinsi ujung barat Indonesia tersebut sebagai sentra produksi garam karena miliki potensi cukup besar
Kepala DKP Aceh Aliman di Banda Aceh, Kamis, mengatakan tiga daerah yang dijadikan kawasan pengembangan sentra produksi garam tersebut yakni Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Jaya, dan Kabupaten Simeulue.
"Gubernur Aceh sudah menetapkan tiga kabupaten tersebut sebagai kawasan unggulan rakyat. Kawasan tersebut nanti menjadi sentra produksi garam di Aceh," kata Aliman menyebutkan.
Aliman mengatakan ketiga kabupaten tersebut memiliki potensi pengembangan garam. Sebab, air laut yang menjadi bahan baku di kawasan tersebut memiliki kandungan garam cukup tinggi, di atas 95 persen.
Baca juga: DKP: Investor tertarik bangun pabrik garam di Aceh
Menurut dia, dengan adanya pengembangan sentra produksi garam di tiga tersebut, maka di kabupaten produsen garam di Aceh menjadi 11 daerah. Sebelumnya, dari 23 kabupaten kota di Aceh, hanya delapan daerah menjadi sentra produksi garam.
Adapun delapan daerah tersebut yakni Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Barat Daya, dan Kabupaten Aceh Selatan.
"Delapan kabupaten tersebut mampu memproduksi garam sebanyak 12,380 ton pada 2024, terdiri 11,614 ton diproduksi dengan cara direbus dan 765 ton diproduksi dengan cara dijemur," katanya.
Aliman mengatakan dengan adanya pengembangan sentra produksi garam tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan garam di Provinsi Aceh. Kebutuhan garam berdasarkan estimasi mencapai 46 ribu ton per tahun.
Dari kebutuhan 46 ribu ton tersebut, kata dia, sebanyak 10 ribu ton untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Selebihnya, sebanyak 36 ribu ton untuk kebutuhan industri. Selama ini kebutuhan industri dipasok dari luar daerah.
"Selama ini, produksi garam di Aceh hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Begitu juga dengan produsen garam, masih dalam bentuk usaha rumahan atau berskala kecil, belum menjadi industri. Kalau usaha rumahan, produksi tidak kontinu," kata Aliman.
Baca juga: Produktivitas petani garam di Aceh Besar capai tiga ton per hari