Selain merendam rumah penduduk, kata Ilyas, banjir juga merendam jalan penghubung antar gampong dan fasilitas umum seperti sekolah, masjid, kantor desa dan Puskesmas Pembantu (Pustu).
Data sementara BPBD Aceh Singkil, korban terdampak sebanyak 370 jiwa dalam 160 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Gunung Meriah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, petugas BPBD juga masih terus melakukan pendataan korban terdampak banjir.
“BPBD Kabupaten Aceh Singkil sedang melakukan pendataan di lokasi banjir,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut wilayah Aceh pada Oktober ini sudah mulai memasuki musim penghujan, sehingga masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan tanah longsor.
“(Aceh) sudah mulai memasuki musim penghujan,” kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Nuria Arifiani.
Dalam beberapa hari ke depan, kondisi cuaca di wilayah Aceh berpotensi mengalami hujan deras, yang dipicu adanya belokan angin (shearline) yang menyebabkan penumpukan massa udara sehingga menimbulkan hujan.
Adapun wilayah yang berpotensi hujan deras disertai petir meliputi Simeulue, Banda Aceh, Gayo Lues, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tenggara, Sabang, Aceh Tengah, Aceh Jaya, Aceh Selatan, dan Pidie,
Kemudian Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya, Bireuen, Aceh Singkil, Langsa, Bener Meriah, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Tamiang, dan Subulussalam.
“Ini wilayah-wilayah yang perlu waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor,” katanya.
Baca juga: Banjir yang melanda tiga kecamatan di Aceh Utara mulai surut