Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak lima gampong atau desa dalam dua kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil terendam banjir yang dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi di wilayah itu, menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
“Kondisi sampai saat ini air masih menggenangi rumah-rumah warga,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) di Banda Aceh, Sabtu, malam.
Ia menjelaskan peristiwa banjir di Aceh Singkil mulai terjadi pada Sabtu (14/10) sekitar pukul 01.00 WIB. Akibat hujan deras terus mengguyur daerah itu, maka banjir terus meluas ke sejumlah gampong, dengan ketinggian air mulai 50 centimeter hingga 2 meter.
Baca juga: BPBD: Banjir Aceh Utara surut, pengungsi sudah kembali ke rumah
Adapun desa yang terdampak di antaranya Gampong Ujung Limus, Cabubukan, dan Tanjung Mas di Kecamatan Simpang Kanan. Kemudian Gampong Sianjo Anjo dan Rimo di Kecamatan Gunung Meriah.
“Kondisi terakhir di Kecamatan Gunung Meriah banjir dengan ketinggian air kurang lebih 2 meter dan untuk kendaraan roda dua dan roda empat saat ini tidak bisa melintas,” ujarnya.
Selain merendam rumah penduduk, kata Ilyas, banjir juga merendam jalan penghubung antar gampong dan fasilitas umum seperti sekolah, masjid, kantor desa dan Puskesmas Pembantu (Pustu).
Data sementara BPBD Aceh Singkil, korban terdampak sebanyak 370 jiwa dalam 160 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Gunung Meriah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, petugas BPBD juga masih terus melakukan pendataan korban terdampak banjir.
“BPBD Kabupaten Aceh Singkil sedang melakukan pendataan di lokasi banjir,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut wilayah Aceh pada Oktober ini sudah mulai memasuki musim penghujan, sehingga masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan tanah longsor.
“(Aceh) sudah mulai memasuki musim penghujan,” kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Nuria Arifiani.
Dalam beberapa hari ke depan, kondisi cuaca di wilayah Aceh berpotensi mengalami hujan deras, yang dipicu adanya belokan angin (shearline) yang menyebabkan penumpukan massa udara sehingga menimbulkan hujan.
Adapun wilayah yang berpotensi hujan deras disertai petir meliputi Simeulue, Banda Aceh, Gayo Lues, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tenggara, Sabang, Aceh Tengah, Aceh Jaya, Aceh Selatan, dan Pidie,
Kemudian Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya, Bireuen, Aceh Singkil, Langsa, Bener Meriah, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Tamiang, dan Subulussalam.
“Ini wilayah-wilayah yang perlu waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor,” katanya.
Baca juga: Banjir yang melanda tiga kecamatan di Aceh Utara mulai surut