Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) memasang kawat kejut sepanjang 62.285 meter untuk mencegah interaksi negatif satwa liar dengan masyarakat di Provinsi Aceh. Peranti listrik tersebut diklaim tidak mematikan satwa, tidak seperti dua kasus kematian gajah di tahun ini akibat tersengat listrik.
Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata di Banda Aceh, Selasa, mengatakan kawat kejut tersebut dipasang di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh yang selama ini terjadi interaksi negatif satwa liar, terutama gajah dengan masyarakat.
"Total kawat kejut yang dipasang mencapai 62.285 meter tersebut di delapan kabupaten di Provinsi Aceh. Fungsi kawat kejut tersebut mencegah interaksi negatif satwa liar dengan masyarakat," katanya.
Baca juga: Gajah sumatra ditemukan mati tersengat listrik di Pidie Jaya, begini kronologinya
Adapun lokasi pemasangan kawat kejut tersebut di antaranya di kabupaten Pidie, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bireuen, dan Kabupaten Aceh Barat.
Ujang Wisnu Barata menyebutkan kawat kejut tersebut berupa aliran listrik dengan tegangan 10 hingga 20 volt. Tegangan tersebut tidak mematikan satwa, tetapi hanya membuat satwa syok dan tidak lagi mendekati kawat tersebut.
"Berbeda dengan kawat beraliran listrik PLN, bisa mematikan satwa. Dalam sebulan terakhir ada dua kasus kematian gajah karena tersengat listrik," katanya.
Ujang Wisnu mengatakan pihaknya terus mengampanyekan penggunaan kawat kejut tersebut. Pemasangan kawat kejut tersebut menunjukkan keberhasilan yang cukup tinggi.
"Dan ini terbukti di beberapa wilayah yang dipasang kawat kejut, interaksi negatif satwa liar, seperti gajah berkurang dan bahkan tidak ada lagi gangguan satwa liar dengan masyarakat," kata Ujang Wisnu.
Baca juga: BKSDA: Dua gajah mati tersengat listrik di Aceh sebulan terakhir