"Di saat Istiwa' A'zham, siapa saja, tanpa perlu memiliki keahlian atau perangkat teknologi khusus, bisa meluruskan arah kiblatnya sendiri," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kemenag RI Adib dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Adib menjelaskan hal tersebut memungkinkan masyarakat untuk meluruskan arah kiblat, karena pada waktu yang telah diperhitungkan melalui metode ilmu falak, bayangan semua benda yang berdiri tegak lurus akan sejajar dengan arah kiblat.
Baca juga: MUI kritik pembuat film "Kiblat", ini sebabnya
Baca juga: MUI kritik pembuat film "Kiblat", ini sebabnya
Peristiwa astronomi ini, ungkap dia, terjadi dua kali dalam setahun, umumnya pada tanggal 27-28 Mei dan 15-16 Juli, ketika deklinasi matahari sama dengan lintang geografis Kabah.
Menurut Adib, Hari Sejuta Kiblat ini bukan untuk mengubah arah kiblat, terutama bagi masjid yang sudah diukur sebelumnya.
Namun, acara ini bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa masyarakat dapat mengukur arah kiblat dengan mudah pada tanggal tersebut.
"Momen istiwa’ a‘zham ini bersifat konfirmatif sehingga jika sudah benar, momen ini akan menegaskan kebenaran arah kiblat. Jika belum benar atau ada keraguan, ini menjadi kesempatan terbaik untuk memverifikasi arah kiblat," ujar Adib.
Baca juga: Kemenag Aceh Besar sarankan pemerintah buat qanun pengukuran arah kiblat
Baca juga: Kemenag Aceh Besar sarankan pemerintah buat qanun pengukuran arah kiblat
Untuk memeriahkan momen ini, Kemenag menawarkan doorprize sebesar 20 juta rupiah.
Untuk berpartisipasi dalam gerakan Hari Sejuta Kiblat, masyarakat dapat mengikuti syarat dan ketentuan berikut, di antaranya mendaftar melalui tautan s.id/harisejutakiblat, mengikuti akun Instagram @bimasislam dan @harisejutakiblat, mengunggah foto saat melakukan pengukuran arah kiblat, serta menandai dan menyebutkan akun @harisejutakiblat dalam foto yang diunggah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenag ajak masyarakat ikuti Hari Sejuta Kiblat pada Senin mendatang