Aceh Tamiang (ANTARA) - Sebanyak 2.066 jiwa warga Aceh Tamiang dalam 695 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 18 desa meliputi tujuh kecamatan harus mengungsi akibat banjir yang terjadi sejak dua hari terakhir.
Pj Bupati Aceh Tamiang Asra telah memerintahkan BPBD untuk evakuasi warga serta membangun dapur umum di lokasi terdampak banjir, sebagai bentuk respon penanganan masa darurat akibat jebolnya tanggul sungai di Pekan Seruway.
“Perlu segera didirikan dapur umum serta pertolongan evakuasi warga yang bertempat tinggal di sekitar tanggul yang jebol,” kata Asra di Aceh Tamiang, Minggu (13/10).
Baca juga: Dua Pilkada di Aceh melawan kotak kosong, Aceh Tamiang dan Aceh Utara
BPBD Aceh Tamiang mencatat banjir terparah terjadi di daerah pesisir Pekan Seruway akibat tanggul sungai jebol selebar 20 meter.
Dari 2.066 orang pengungsi 479 jiwa di antaranya adalah warga Desa Pekan Seruway. Mereka ditampung di Pos 6 Damkar Seruway dan sebagiannya mengungsi di rumah-rumah kerabat yang tak terkena banjir.
Ia menjelaskan pendirian dapur umum sangat penting untuk memenuhi kebutuhan makanan warga yang terdampak bencana banjir, terutama di Pekan Seruway.
“Bisa kita pastikan ratusan KK tidak bisa masak di rumahnya. Jadi dapur ini bisa digunakan untuk penanganan darurat,” ujarnya.
Saat ini, Pj Bupati Tamiang Asra sedang melakukan kajian guna menaikkan status bencana banjir tersebut menjadi tanggap darurat bencana.
“Kami perkirakan air akan terus naik, karena wilayah hulu masih terjadi hujan sehingga potensi banjir kiriman masih besar,” ujarnya.
Warga setempat Zulfikar menyebut tanggul di Desa Muka Sei Kuruk-Pekan Seruway itu jebol diterjang arus deras pada Minggu (13/10) sekitar pukul 13.00 WIB, sehingga menyebabkan debit air sungai merendam permukiman serta merusakkan sejumlah rumah warga.
“Rata-rata rumah yang roboh berkonstruksi papan, posisinya tepat di balik tanggul yang jebol itu,” kata Zulfikar.
Menurutnya, titik tanggul jebol berada di lokasi tanggul lama. Kondisinya sudah pernah dibentengi dengan karung berisi tanah, sehingga tak kuat menahan air. Awalnya, lebar tanggul jebol tersebut cuma dua meter, namun kondisi terakhir terus meluas hingga 20 meter.
Warga Pekan Seruway lainnya Muhammad Deni mengatakan hunian warga yang rusak diterjang banjir luapan itu sebanyak 10 unit terdiri dari rumah, warung dan ruko kayu. Hingga Minggu (13/10) malam, ketinggian air mencapai 1,2 meter.
“Hampir seluruh permukiman di Pekan Seruway terendam banjir sepinggang orang dewasa. Airnya mengarah ke perkebunan sawit, sawah dan desa tetangga,” ujarnya.
Baca juga: Aceh Tamiang beri beasiswa 928 mahasiswa berprestasi dan kurang mampu