Banda Aceh (ANTARA) - Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Banda Aceh, Luthfi mengatakan sekitar 70 persen infrastruktur seluler yang ada di Aceh dalam kondisi pulih, namun belum bisa beroperasi maksimal akibat belum normalnya suplai listrik.
"Ada beberapa penyebab belum maksimalnya operasional jaringan telekomunikasi di Aceh, yakni karena suplai listrik dan kerusakan pada transmisi akibat banjir," katanya di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan pemantauan infrastruktur telekomunikasi terdampak tersebut dipantau langsung oleh Tim pusat monitoring telekomunikasi Komdigi selama 24 jam.
"Informasi ini disampaikan kepada pimpinan setiap jam 00.00 WIB," katanya.
Baca juga: Hiswana Migas pastikan persediaan BBM di Aceh aman, penyebab masalah di listrik
Menurut dia laporan tersebut akan berubah setiap saat sesuai dengan suplai listrik dan perbaikan yang dilakukan operator seluler.
"Berdasarkan informasi dari para operator seluler, mereka saat ini terus bekerja maksimal dan berupaya menembus daerah-daerah yang BTS terdampak," katanya.
Pihaknya saat ini juga sedang mendata BTS yang memiliki genset agar dapat segera beroperasi guna mempermudah akses komunikasi di daerah terdampak bencana.
"Kita juga sudah berkoordinasi dengan Sekda Aceh dan BPBA terkait permasalahan BBM untuk operasional genset dan Alhamdulillah akan dibantu sama Pertamina," katanya.
Ia menambahkan untuk mempermudah komunikasi, Komdigi juga menyalurkan 20 starlink di mana enam di antara untuk Kabupaten Aceh Tamiang dan sisanya untuk kabupaten terdampak.
"Starlink telah kita serahkan ke Pemerintah Aceh dan nantinya akan disalurkan ke daerah terdampak bencana guna mempermudah komunikasinyang terputus akibat bencana," katanya.
Adapun total site seluler di Aceh sebanyak 3.414 unit.
Baca juga: Dua kapal bantuan angkut 330 korban banjir dari Krueng Geukueh
