Terpantau cuaca siang hari di Kutacane, Senin, terlihat mendung secara mayoritas menutupi wilayah Aceh Tenggara dengan debu vulkanik dari peristiwa erupsi tersebut.
Sejumlah masyarakat setempat, terlihat sebagian diantaranya melintasi ibu kota kabupaten tersebut dengan mengenakan masker penutup hidung.
Tidak luput juga bagi mereka yang mengamankan dirinya dengan berada di warung kopi akibat dekatnya jarak antara Gunung Sinabung dengan Kota Kutacane cuma berjarak sekitar 150 kilometer.
"Dampak erupsi Gunung Sinabung, hujan abunya sampai ke Kutacane. Warga Kutacane yang ngopi, juga menggunakan masker," ucap warga setempat, Mahadi Pinem.
Mereka yang tinggal di wilayah perbatasan antara Tanah Karo, Sumatera Utara, dan Aceh Tenggara mengaku hingga kini material dari letusan Gunung Sinabung belum berhenti membawa abu vulkanik yang menyemuti daerah 1.000 meter di atas permukaan laut ini.
"Debu erupsi Sinabung, terus bertebaran. Langit pun gelap sejak siang tadi akibat diselimuti debu Sinabung terbawa angin," kata Muslim, penduduk di Kecamatan Lawe Sigala-gala.
Baca juga: Debu Sinabung menyebar hingga Aceh
Petugas Pengamat Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Muhammad Nurul Saori mengatakan, erupsi pada Senin pagi itu lebih besar dari erupsi sebelumnya.
Setelah erupsi pada pukul 08.53 WIB tersebut, Gunung Sinabung mengalami beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah. Disebabkan letusannya cukup kuat, erupsi pertama tersebut memunculkan semburan awan panas hingga mencapai 5.000 meter lebih.
"Alat ukur kita sempat error karena cukup tinggi," katanya.
Ia menerangkan, awan yang keluar dalam erupsi tersebut juga menyebar hingga 4,9 km ke arah selatan dan mencapai 3,5 km ke arah timur dan tenggara. Debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung tersebut terpantau terbang ke arah dan barat sesuai arah tiupan angin saat itu.
Meski erupsinya cukup besar, tetapi PVMBG tidak mencatat adanya penambahan pengungsi, termasuk korban jiwa.
"Situasinya masih aman karena areanya telah steril," ujar Nurul Asrori.
Petugas Pengamat Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Muhammad Nurul Saori mengatakan, erupsi pada Senin pagi itu lebih besar dari erupsi sebelumnya.
Setelah erupsi pada pukul 08.53 WIB tersebut, Gunung Sinabung mengalami beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah. Disebabkan letusannya cukup kuat, erupsi pertama tersebut memunculkan semburan awan panas hingga mencapai 5.000 meter lebih.
"Alat ukur kita sempat error karena cukup tinggi," katanya.
Ia menerangkan, awan yang keluar dalam erupsi tersebut juga menyebar hingga 4,9 km ke arah selatan dan mencapai 3,5 km ke arah timur dan tenggara. Debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung tersebut terpantau terbang ke arah dan barat sesuai arah tiupan angin saat itu.
Meski erupsinya cukup besar, tetapi PVMBG tidak mencatat adanya penambahan pengungsi, termasuk korban jiwa.
"Situasinya masih aman karena areanya telah steril," ujar Nurul Asrori.