Jakarta (ANTARA) - Ketua KPU Arief Budiman meminta kepolisian segera menangani hoaks hasil pemilu di luar negeri seperti yang beredar luas di media sosial.
"Saya imbau itu bisa ditangkap langsung karena itu jelas tidak benar beritanya," kata Arief Budiman di Kantor KPU RI di Jakarta Pusat, Rabu.
Arief mengaku apabila menggunakan laporan kepolisian, maka hal tersebut memakan waktu dan proses yang panjang.
Sedangkan, lanjut dia, saat ini KPU sedang fokus dalam persiapan pemilu 2019.
"Kami sebetulnya energinya itu tidak banyak karena sudah tercurahkan untuk persiapan dan pelaksanaan pemilu ini," imbuh Arief.
Arief juga membantah informasi hasil pemilu di luar negeri yang beredar di media sosial karena penghitungannya baru akan dimulai 17 April 2019 sesuai waktu setempat.
Pemilu di luar negeri dilaksanakan mendahului di Indonesia yakni 8-14 April 2019.
Sebelumnya, beredar informasi hasil pemungutan suara WNI di luar negeri salah satunya melalui pesan aplikasi WhatsApp.
Saat ini, proses pemungutan suara di luar negeri baru dilakukan di Sana'a Yaman pada Senin (8/4), menyusul Panama dan di Quito, Ekuador pada Selasa (9/4).
Sedangkan pada Rabu ini, pemungutan suara dilaksanakan di Thailand yakni di Bangkok dan Songkhla.
KPU menyebutkan selain jadwal tersebut, kegiatan pemungutan suara di luar negeri belum dilaksanakan.
Polisi diminta tangkap pembuat hoaks hasil pemilu luar negeri
Rabu, 10 April 2019 16:23 WIB