Instruktur Rumah Batik Aceh, Oliya M mengatakan permintaan kain batik Aceh mengalami peningkatan, seiring imbauan dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah supaya seluruh Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) menggunakan produk lokal Aceh terutama batik.

"Permintaan meningkat selama dua bulan terakhir, karena gubernurnya menganjurkan seluruh pegawai di Aceh menggunakan batik, dan mengarahkan pembuatan batiknya di sini," katanya, saat ditemui di Rumah Batik Aceh, Rabu.

Imbauan perihal dukungan promosi batik Aceh yang ditandatangani (10/7) lalu tersebut, Plt Gubernur Aceh mengajak para satuan kerja untuk memperkenalkan industri kerajinan batik Aceh sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan memprioritaskan penggunaan produk aneuk nanggroe (lokal Aceh) khususnya batik.

Oliya menjelaskan, rumah batik Aceh tersebut tidak memproduksi batik dengan motif selain khas Aceh. Mereka hanya memproduksi batik motif Aceh dengan dua macam batik, seperti batik cap dan batik tulis.

Dalam satu hari mereka dapat menyelesaikan batik cap sekitar 100 kain. Dengan motif Aceh yang berbagai macam, mulai dari pintu Aceh, rencong Aceh, pucok reubong serta berbagai bunga-bunga khas Aceh yang dijadikan motif.

“Motif yang paling banyak dipesan itu rencong Aceh, pintu Aceh, pucok reubong, dan motif gayo. Di sini motif Aceh semua, enggak ada motif Jawa,” kata pria asal Cirebon, Jawa Barat.

Dia mengatakan, permintaan batik cap lebih banyak ketimbang batik tulis. Karena batik tulis tidak bisa dipesan dalam jumlah yang banyak lantaran membutuhkan waktu produksi yang lama. Kalau pembuatan batik cap lebih mudah dan waktu yang singkat.

“Kebanyakan yang pesan batik disini itu buru-buru, jadi misalnya kalau pesan batik tulis 10 potong kain dan harus siap besok, itu tidak bisa. Karena batik kain ini sepotong saja bisa satu bulan masa produksinya,” katanya.

Selain itu, Oliya juga menyebutkan harga kain batik Aceh bervariasi. Untuk batik cap mulai dari Rp150.000 hingga jutaan rupiah. Sedangkan untuk batik tulis berkisaran harga mulai Rp900.000 hingga jutaan rupiah juga per kain.

“Harganya itu berdasarkan bahannya sutra atau apa. Kalau penuh dengan motif juga, kemudian banyak kombinasi warna, jadi harganya lebih mahal,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019