Pemerintah kota Sabang meluncurkan sekaligus penyaluran dana gerakan untuk anak sehat (Geunaseh) Sabang, dalam upaya terpadu untuk mengatasi masalah malnutrisi dan stunting di wilayah kota paling barat Indonesia tersebut.

Walikota Sabang, Nazaruddin di Sabang, Kamis mengatakan, program dana geunaseh tersebut merupakan program pemerintah kota bekerjasama dengan UNICEF Perwakilan Aceh dan Flower Aceh sebagai mitra pelaksana.

Baca juga: PKK Sabang: Keluarga benteng utama ketahanan keluarga

"Penanganan malnutrisi dan stunting di Kota Sabang harus ditangani secara terintegrasi agar tidak menyebabkan berbagai masalah lanjutan terkait gizi, yang berdampak pada ancaman kehilangan generasi sehat di kota Sabang," kata dia.

Dia menjelaskan, peluncuran program bantuan tunai tersebut merupakan layanan pemerintah Sabang untuk penanganan malnutrisi, dengan tujuan peningkatan cakupan nutrisi serta akses   layanan kesehatan bagi anak berumur nol hingga enam tahun dan ibu menyusui.

Kata dia, setiap anak penerima bantuan tunai tersebut merupakan warga Sabang, yang dibuktikan dengan akte kelahiran serta nama anak itu tercantum dalam kartu keluarga.

Baca juga: Walikota Sabang ajak perkuat nilai gotong royong dalam masyarakat

Baca juga: Sabang jadi pusat Aceh Diving Internasional Festival Championship

Dalam bantuan tunia ini diberikan pemerintah bernilai Rp150 ribu per anak. Untuk tahap pertama terhitung Januari hingga Juli 2019, sebanyak 4.091 anak mendapatkan bantuan tersebut.

"Program ini harus tepat guna, atau tepat sasaran. Jangan dilihat dari nominalnya Rp150 ribu per anak tapi lihat hasilnya lima sampai 10 tahun ke depan, anak-anak kita akan tumbuh dengan baik," kata dia.

Kemudian, program tersebut merupakan respon cepat terhadap tingginya jumlah kasus malnutrisi dan stunting di Sabang. Dari data aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM), pada 2018 angka stunting balita di Kota Sabang mencapai 540 dari 2.037 balita atau sebesar 26,5 persen. Jumlah ini melampaui batasan yang ditetapkan badan kesehatan dunia sebesar 20 persen.

"Bantuan dari program ini diharapkan bisa menjadi penopang pendapatan keluarga penerima untuk digunakan memenuhi kebutuhan dasar anak," kata Nazaruddin.

Perwakilan UNICEF Indonesia, Debora Comini menyebutkan terobosan Pemko Sabang tersebut merupakan program yang pertama sekali dilakukan di Indonesia, contoh cara pengentasan malnutrisi dan kemiskinan anak di Aceh, dengan harapan dapat ditiru oleh kabupaten/kota lain di Indonesia.

“Hari ini Pemerintah Kota Sabang mengambil langkah lebih maju untuk menjadi kota sejahtera, dengan meluncurkan rencana perlindungan sosial geunaseh Sabang, yang didanai secara lokal, untuk semua anak sejak lahir hingga usia 6 tahun," katanya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019