Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara pada Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Heri Setiawan menyatakan pembangunan yang dilakukan harus inklusif yakni dirasakan semua lapisan masyarakat.
"Artinya pembangunan harus dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat. Tidak boleh hanya segelintir orang atau sebagian daerah saja," katanya di sela-sela memberikan kuliah umum di Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan saat ini Indonesia tertinggal dengan beberapa negara tetangga, seperti Vietnam yang dulunya masih di bawah Indonesia, kini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Menurut dia untuk membangkitkan kembali perekonomian Indonesia, kuncinya adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing, di mana Indonesia harus terus berinovasi dan menghasilkan berbagai produk.
Ia mengatakan stabilitas ekonomi Indonesia saat ini masih tergolong baik sehingga masih mendorong kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia dan pemerintah terus berupaya mewujudkan pembangunan yang adil dan makmur.
Wakil Rektor II Unsyiah Dr Agussabti mengatakan kuliah umum yang membahas isu-isu ekonomi dan pembangunan seperti ini sangat penting bagi mahasiswa Unsyiah.
"Dari forum seperti inilah mereka bisa belajar dan menemukan perspektif yang berbeda terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini," kata Agussabti di sela-sela kuliah umum bertajuk "Menjaga Momentum Pertumbuhan Melalui Kebijakkan APBN"
Kepala Kantor Wilayah Dirjen Bea dan Cukai Provinsi Aceh Safuadi mengatakan, hubungan DJPPR dan Unsyiah sebenarnya telah terjalin cukup lama. DJPPR telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Unsyiah melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Safuadi juga mengatakan DJPPR menerima mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk mengikuti magang atau praktek di institusi tersebut sebanyak 30 orang per tahun,
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Artinya pembangunan harus dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat. Tidak boleh hanya segelintir orang atau sebagian daerah saja," katanya di sela-sela memberikan kuliah umum di Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan saat ini Indonesia tertinggal dengan beberapa negara tetangga, seperti Vietnam yang dulunya masih di bawah Indonesia, kini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Menurut dia untuk membangkitkan kembali perekonomian Indonesia, kuncinya adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing, di mana Indonesia harus terus berinovasi dan menghasilkan berbagai produk.
Ia mengatakan stabilitas ekonomi Indonesia saat ini masih tergolong baik sehingga masih mendorong kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia dan pemerintah terus berupaya mewujudkan pembangunan yang adil dan makmur.
Wakil Rektor II Unsyiah Dr Agussabti mengatakan kuliah umum yang membahas isu-isu ekonomi dan pembangunan seperti ini sangat penting bagi mahasiswa Unsyiah.
"Dari forum seperti inilah mereka bisa belajar dan menemukan perspektif yang berbeda terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini," kata Agussabti di sela-sela kuliah umum bertajuk "Menjaga Momentum Pertumbuhan Melalui Kebijakkan APBN"
Kepala Kantor Wilayah Dirjen Bea dan Cukai Provinsi Aceh Safuadi mengatakan, hubungan DJPPR dan Unsyiah sebenarnya telah terjalin cukup lama. DJPPR telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Unsyiah melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Safuadi juga mengatakan DJPPR menerima mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk mengikuti magang atau praktek di institusi tersebut sebanyak 30 orang per tahun,
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019