Sebanyak 20 keluarga korban konflik di Provinsi Aceh telah menyampaikan kesaksian kepada Komisi Kebenaran Rekonsiliasi (KKR) Aceh, kata Ketua KKR Aceh Afridal Darmi.
"Korban yang menyampaikan kesaksian itu berasal dari seluruh wilayah Aceh, baik pantai timur, barat, selatan, maupun kawasan tengah Aceh," katanya di Banda Aceh, Kamis.
Baca juga: Korban konflik Aceh butuhkan bantuan ekonomi
Ia mengemukakan bahwa penyampaian keterangan tersebut berlangsung dalam rapat dengar kesaksian KKR Aceh yang berlangsung di Gedung Serba Guna DPR Aceh di Banda Aceh, Rabu (20/11).
Rapat dengar kesaksian tersebut turut dihadiri utusan masyarakat Papua dan juga perwakilan negara-negara sahabat yang memberi perhatian terhadap hak asasi manusia di antaranya dari Kedubes AS, Irlandia, Inggris, Norwegia.
Baca juga: KKR Aceh gelar rapat dengar kesaksian untuk 16 saksi korban pelanggaran HAM
"Rapat kali ini khusus mendengarkan kesaksian keluarga korban penghilangan orang. Mereka menyampaikan kronologi penghilangan orang mereka cintai termasuk upaya pencarian mereka lakukan," katanya.
Afridal menyebutkan mereka yang menyampaikan kesaksian tidak hanya masyarakat, tetapi juga dari unsur yang berkonflik seperti ari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) maupun TNI/Polri.
Baca juga: KKR rekomendasikan pemulihan 77 korban konflik
Mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh tersebut berharap penyampaian kesaksian didengar oleh semua pihak, termasuk pemerintah. Tujuannya agar ada upaya-upaya pemulihan dari Pemerintah Aceh
"Penyampaian kesaksian tersebut adalah suara korban kepada publik dan ini jarang dilakukan. Setidaknya, dengan penyampaian tersebut, keluarga korban bisa melepaskan beban mereka selama ini," katanya.
Ia menyebutkan dalam rapat dengar penyampaian kesaksian tersebut banyak terungkap harapan-harapan korban penghilangan orang di masa konflik Aceh. Mereka umumnya berharap kalau keluarga mereka sudah meninggal dunia mereka ingin mengetahui di mana kuburannya.
"Ada juga yang berharap konflik Aceh jangan terulang. Konflik membuat masyarakat Aceh menderita. Semua suara korban ini akan kami sampaikan kepada pemerintah dengan harapan ditindaklanjuti," demikian Afridal Darmi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Korban yang menyampaikan kesaksian itu berasal dari seluruh wilayah Aceh, baik pantai timur, barat, selatan, maupun kawasan tengah Aceh," katanya di Banda Aceh, Kamis.
Baca juga: Korban konflik Aceh butuhkan bantuan ekonomi
Ia mengemukakan bahwa penyampaian keterangan tersebut berlangsung dalam rapat dengar kesaksian KKR Aceh yang berlangsung di Gedung Serba Guna DPR Aceh di Banda Aceh, Rabu (20/11).
Rapat dengar kesaksian tersebut turut dihadiri utusan masyarakat Papua dan juga perwakilan negara-negara sahabat yang memberi perhatian terhadap hak asasi manusia di antaranya dari Kedubes AS, Irlandia, Inggris, Norwegia.
Baca juga: KKR Aceh gelar rapat dengar kesaksian untuk 16 saksi korban pelanggaran HAM
"Rapat kali ini khusus mendengarkan kesaksian keluarga korban penghilangan orang. Mereka menyampaikan kronologi penghilangan orang mereka cintai termasuk upaya pencarian mereka lakukan," katanya.
Afridal menyebutkan mereka yang menyampaikan kesaksian tidak hanya masyarakat, tetapi juga dari unsur yang berkonflik seperti ari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) maupun TNI/Polri.
Baca juga: KKR rekomendasikan pemulihan 77 korban konflik
Mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh tersebut berharap penyampaian kesaksian didengar oleh semua pihak, termasuk pemerintah. Tujuannya agar ada upaya-upaya pemulihan dari Pemerintah Aceh
"Penyampaian kesaksian tersebut adalah suara korban kepada publik dan ini jarang dilakukan. Setidaknya, dengan penyampaian tersebut, keluarga korban bisa melepaskan beban mereka selama ini," katanya.
Ia menyebutkan dalam rapat dengar penyampaian kesaksian tersebut banyak terungkap harapan-harapan korban penghilangan orang di masa konflik Aceh. Mereka umumnya berharap kalau keluarga mereka sudah meninggal dunia mereka ingin mengetahui di mana kuburannya.
"Ada juga yang berharap konflik Aceh jangan terulang. Konflik membuat masyarakat Aceh menderita. Semua suara korban ini akan kami sampaikan kepada pemerintah dengan harapan ditindaklanjuti," demikian Afridal Darmi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019