Warga Desa Bintah, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, terpaksa menggunakan boat fiber untuk menuju desa mereka akibat Sungai Teunom mulai dangkal yang diduga akibat galian C.
Desa yang masih sangat terisolir di Aceh Jaya tersebut sebelumnya menggunakan rakit yang lebih besar untuk penyeberangan namun sejak satu minggu terakhir terpaksa menggunakan boat fiber karena air dangkal yang tidak bisa dilewati lagi.
"Penyebabnya bukan karena kemarau tapi akibat galian C yang ada di Desa Tuwi Priya, sehingga sungai mulai dangkal dan tidak bisa dilewati lagi oleh rakit,” kata Khalidin selaku Geusyik (kades) Desa Bintah kepada Antara Selasa (26/11).
Ia mengharapkan kepada pemerintah daerah dapat turun lapangan mengatasi hal tersebut sehingga sungai bisa lancar seperti biasa lagi.
"Kalau tidak ada galian C pasti akan lancar kembali, namun harus digeruk dulu dan diperbaiki kembali karena bukan cuma dangkal namun sungainya sudah sangat luas,” katanya.
Ia menyampaikan akibat dari galian C tersebut sudah banyak warga yang rugi akibat erosi sungai.
"Banyak masayarakat kita yang rugi lahan sudah banyak yang jatuh ke sungai dan juga rumah masyarakat yang dibawa air,” kata Khalidin.
Ia menyampaikan untuk warga di Desa Bintah lumayan banyak yaitu 136 kepala keluarga atau sekitar 500 orang lebih.
"Untuk penghasilan kalau sawit 10 ton bisa turun perhari dari bintah namun hasil tersebut sangat susah dinikmati masyarakat karena harus menggunakan rakit untuk menyeberangi sungai, apalagi saat ini yang hanya menggunakan boat fiber dan harus mengeluarkan modal yang banyak,” kata Khalidin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Desa yang masih sangat terisolir di Aceh Jaya tersebut sebelumnya menggunakan rakit yang lebih besar untuk penyeberangan namun sejak satu minggu terakhir terpaksa menggunakan boat fiber karena air dangkal yang tidak bisa dilewati lagi.
"Penyebabnya bukan karena kemarau tapi akibat galian C yang ada di Desa Tuwi Priya, sehingga sungai mulai dangkal dan tidak bisa dilewati lagi oleh rakit,” kata Khalidin selaku Geusyik (kades) Desa Bintah kepada Antara Selasa (26/11).
Ia mengharapkan kepada pemerintah daerah dapat turun lapangan mengatasi hal tersebut sehingga sungai bisa lancar seperti biasa lagi.
"Kalau tidak ada galian C pasti akan lancar kembali, namun harus digeruk dulu dan diperbaiki kembali karena bukan cuma dangkal namun sungainya sudah sangat luas,” katanya.
Ia menyampaikan akibat dari galian C tersebut sudah banyak warga yang rugi akibat erosi sungai.
"Banyak masayarakat kita yang rugi lahan sudah banyak yang jatuh ke sungai dan juga rumah masyarakat yang dibawa air,” kata Khalidin.
Ia menyampaikan untuk warga di Desa Bintah lumayan banyak yaitu 136 kepala keluarga atau sekitar 500 orang lebih.
"Untuk penghasilan kalau sawit 10 ton bisa turun perhari dari bintah namun hasil tersebut sangat susah dinikmati masyarakat karena harus menggunakan rakit untuk menyeberangi sungai, apalagi saat ini yang hanya menggunakan boat fiber dan harus mengeluarkan modal yang banyak,” kata Khalidin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019