Guru menjadi salah satu penentu hadirnya kualitas pendidikan di Tanah Air umumnya dan Aceh khususnya dan ditangan guru-guru yang mumpuni akan mampu mengoptimalkan potensi yang ada dalam setiap peserta didik.

Peran guru dalam mendidik belum dapat tergantikan dengan mesin, setiap individu dapat saja belajar dari berbagai media, namun untuk proses Pendidikan yang hakiki khususnya pada jenjang awal pendidikan seperti di Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas tetap memerlukan dharma bakti guru.

Mengingat pentingnya peran guru sebagai salah satu kunci untuk melahirkan sumber daya manusia unggul dan mewujudkan program Aceh Hebat yakni melalui program Aceh Carong, Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Aceh menaruk harapan besar untuk meningkatkan mutu guru dan juga redistribusi guru-guru unggul untuk pemerataan mutu sekolah di seluruh kabupaten/kota di Aceh.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Rachmat Fitri HD, MPA, menyatakan di era industri 4.0 ini sudah seharusnya guru mengembangkan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

"Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini mendorong era baru peradaban manusia dari era industri ke era informasi," katanya.
Kepala dinas pendidikan Aceh, Rachmat Fitri (tengah)

Ia mengatakan, pergeseran paradigma tersebut  menuntut perubahan yang mendasar dalam sistem pendidikan abad 21 ini. Bahkan, pendidikan dewasa ini bertujuan membangun masyarakat berpengetahuan yang tidak hanya menguasai literasi TIK.

Ia mengatakan guru yang berkompeten dalam pemanfaatan TIK sangat diperlukan untuk mengembangkan kompetensi personal, pedagogis, sosial dan profesional sesuai dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kompetensi Guru.

"Kapasitas guru untuk memanfaatkan TIK secara efektif sangat dituntut guna meningkatkan kualitas pembelajaran secara krusial. Kesempatan pengembangan profesional pemanfaatan TIK ini perlu mengakomodasi budaya refleksi dan inovasi, serta mengurangi jumlah waktu yang mereka perlukan untuk mengerjakan tugas-tugas lain di luar mengajar," katanya.

Kepala UPTD Balai Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (Tekkomdik) Dinas Pendidikan Aceh, Teuku Fariyal, S.Sos, MM, menyatakan pihaknya fokus meningkatkan kompetensi guru dalam hal penguasaan TIK untuk pendidikan.

"Sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru, kita melakukan desiminasi terkait pemanfaatan media belajar berbasis animasi dan info grafis di seluruh Aceh. desiminasi ini diperuntukkan bagi guru SMA/SMK Sederajat di Seluruh Aceh," katanya.

Ia menilai pengembangan profesioanal perlu disampaikan dalam berbagai desain, termasuk dalam desain-desain belajar mandiri. Sebab, menurutnya, pengembangan profesional juga perlu relevan secara kontekstual untuk berbagai fungsi pekerjaan dilingkungan pendidikan. 

Ia juga mengatakan guru juga harus mampu mempersiapkan bahan ajarnya dan tidak semestinya lagi mengajar secara konvensional, perkembangan  teknologi komunikasi dan informasi telah merubah paradigma pembelajaran, yang  dulunya hanya terpusat pada guru semata, kini berkembang menjadi belajar dari berbagai sumber.

"Kini terbentuk mekanisme belajar dari  berbagai sumber dengan materi perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir yang disajikan dalam multimedia. Terwujudlah pembelajaran yang sangat efektif, efisien dan  menarik tentunya," katanya.

Peningkatan mutu

Perkembangan teknologi digital telah melahirkan pola hidup baru dalam bekerja, berinteraksi, memandang nilai-nilai kehidupan serta dalam memaknai hidup. Kondisi inilah yang mengharuskan kita memberi pembobotan pembangunan sumber daya manusia menjadi lebih tinggi melalui peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan program Aceh Hebat

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri HD, MPA mengatakan penguatan kelembagaan sekolah menjadi sebuah keharusan yang tidak mungkin dihindari lagi. Sekolah harus mampu melakukan inovasi yang dapat memberikan jaminan terhadap kualitas dan keunggulan dari kompetensi lulusan yang dapat dihasilkan.

Menurut dia diagnosis terhadap kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan dalam rentang waktu kekinian dan masa yang akan datang semakin memperlihatkan kebutuhan sebuah generasi yang memiliki kemampuan berfikir dan ketrampilan yang lebih tinggi serta memiliki keteguhan akhlak mulia.

"Saat ini kita sedang berupaya untuk meningkatkan kemampuan proses evaluasi melalui pelatihan kemampuan guru dalam menyusun soal dengan kategori High Order Thinking Skil (HOTS). Kategori soal tersebut telah diimplementasikan dalam penyusunan soal-soal Ujian Nasional," katanya.

Pihaknya mengaku perlu terus berupaya untuk mendorong pembiasaan berlangsungnya proses pendidikan yang memungkinkan berkembangnya potensi siswa secara optimal.

Dirinya mengajak semua pihak untuk berkenan memaksimalkan peran dan fungsinya masing-masing sebagai ikhtiar dan tanggungjawab kita semua dalam mempersiapkan generasi penerus yang lebih baik.
 
Pelajar memberikan bunga pada gurunya seusai upacara peringatan hari guru nasional dan dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di MTsN Model, Banda Aceh, Aceh, Senin (25/11/2019). Peringatan hari guru nasional yang bertepatan dengan HUT ke-74 PGRI menjadi momentum memberikan penghargaan dan ungkapan terima kasih kepada guru yang telah mendidik serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia generasi penerus pembangunan bangsa. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)


Pemerataan guru

Sebagai wujud dan komitmen Pemerintah Aceh untuk meningkatkan mutu pendidikan selain meningkatkan kapasitas para pendidik dan yang tak kalah penting lagi adalah pemerataan guru seluruh pelosok daerah yang ada di 23 kabupaten/kota yang ada di provinsi ujung paling barat Indoensia itu.
 
Dinas Pendidikan Aceh menargetkan pemerataan Guru di seluruh Aceh harus tuntas terlaksana sebelum akhir November Tahun 2019 sesuai dengan yang diamanahkan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT.

"Tugas ini menjadi tanggungjawab kita semua dan harus di tuntaskan. Sehingga, saya sangat mengharapkan keseriusan seluruh tim dan para Kepala Cabang Dinas untuk fokus menyelesaikan perihal tersebut," ujar Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Rachmat Fitri HD, MPA.

Pihaknya memastikan akan terus mengevaluasi secara berkala terhadap kinerja Guru dan Tenaga Kependidikan di Aceh.  Itu sebabnya ia mengajak untuk meluruskan niat membangun pendidikan Aceh ke arah yang lebih baik.

"Semoga pemerataan Guru ini menjadi langkah awal dalam mewujudkan program prioritas Pemerintah Aceh dalam bidang pendidikan yaitu Aceh Carong," katanya.

Ia menyampaikan dalam hal penyebaran Guru, rasio guru-murid yang rendah, tidak otomatis berarti bahwa semua sekolah memiliki jumlah guru yang diperlukan.

"Ketidakmerataan Guru berdampak negatif pada pelayanan publik bidang pendidikan di sekolah-sekolah yang kekurangan Guru menjadi tidak maksimal karena pada jam pelajaran banyak kelas dibiarkan kosong tanpa kegiatan belajar. Kriteria ketuntasan mengajar tidak tercapai, dan akhirnya kompetensi murid manjadi rendah," tuturnya.

Bukan hanya itu, katanya lagi, guru-guru yang bertugas di sekolah-sekolah yang berkelebihan guru menjadi ‘idle’ dan tidak dapat memenuhi jumlah jam mengajar sesuai standar (24 Jam Per Minggu), karena harus berbagi dengan guru lainnya.

"Kondisi ini menimbulkan kerugian pada Guru, karena berpengaruh pada pengembangan karir Guru, yakni sertifikasi dan kenaikan pangkat yang mensyaratkan terpenuhinya jam mengajar," sambungnya.

Sementara, lanjutnya lagi, hal itu dapat diasumsikan bahwa peningkatan jumlah guru dan rasio guru-murid yang rendah akan menunjukkan jumlah murid per rombongan belajar menjadi kecil dan dengan demikian proses pembelajaran lebih efektif.

"Ada dua aspek terkait dengan situasi tersebut yang memerlukan eksplorasi lebih lanjut, yakni pengangkatan guru baru dan distribusi guru.  Dalam era desentralisasi, tanggungjawab pengangkatan Guru menjadi urusan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat berwenang menetapkan kuota jumlah guru PNS," lanjutnya.

Menurut dia kuota untuk Guru PNS di semua tingkatan terus meningkat dan menyebabkan terus meningkatnya jumlah Guru. Untuk sebagiannya, peningkatan ini disebabkan oleh perubahan status guru honorer menjadi guru PNS. 

Guru merupakan ujung tombak untuk membenahi layanan pendidikan di masing-masing zona, karenanya peningkatan mutu guru yang dilakukan secara berkelanjutan dan juga pemerataan guru menjadi bagian penting yang dilakukan Dinas Pendidikan Aceh dalam menghadirkan pendidikan bermutu di seluruh daerah. (Adv)

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019