Ketua Dewan Pembina lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyuddin mengatakan lumbung ternak wakaf dapat menjadi salah satu solusi mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
"Di lumbung ternak itu dilakukan pembibitan dan dihasilkan pula pakan. Tentu juga butuh para pekerja sehingga ini dapat membuka lapangan pekerjaan berbasis pangan di desa-desa," kata dia usai kegiatan peluncuran lumbung ternak wakaf di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ia mencontohkan lumbung ternak wakaf yang berada di Tasikmalaya tersebut saat ini telah memiliki sebanyak 73 pekerja dengan gaji di atas Upah Minimum Regional (UMR) daerah setempat.
Hal itu menurutnya tentu cukup baik mengingat berbagai pekerjaan saat ini bahkan memberikan gaji atau upah di bawah UMR, termasuk pula guru honor.
"Ini baik sekali. Bahkan sudah ratusan orang yang melamar pekerjaan ke lumbung ini, bisa dibayangkan jika peternakan terus berkembang," ujarnya.
Keadaan tersebut tentunya juga mendorong pembangunan korporasi pangan berbasis desa. Apalagi jika segala sesuatu yang berada pada lumbung ternak dapat menjadi satu kesatuan ekosistem.
Sebab, keberadaan ternak tidak terlepas dari sejumlah hal di antaranya pakan ternak. Pakan itupun tidak hanya rumput melainkan dapat berupa dedak yang dihasilkan melalui proses penggilingan padi.
Sehingga ke depannya, ujar dia, juga dibutuhkan mesin penggiling padi atau huller yang akan lebih mendukung suatu ekosistem di lumbung ternak wakaf tersebut.
"Jadi peternakan ada, sawah bangkit, huller padi tersedia dan menghasilkan dedak. Jadilah ekosistem," ujarnya.
Keseluruhan itu saling terkait satu dengan lainnya. Hal tersebut tentu akan berdampak baik bagi masyarakat terutama sektor ketahanan pangan bangsa serta perekonomian dan diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan.
Apalagi, jika setiap lumbung ternak dalam lima hingga 10 tahun ke depan mampu menjadi sentra pembibitan tentunya dapat menyebarkan kambing atau domba ke desa-desa atau daerah lainnya di Tanah Air.
"Ini juga akan membuat kita butuh para insinyur peternakan serta pakar pakan ternak yang bagus sehingga teknologi pembibitan dapat terus berkembang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Di lumbung ternak itu dilakukan pembibitan dan dihasilkan pula pakan. Tentu juga butuh para pekerja sehingga ini dapat membuka lapangan pekerjaan berbasis pangan di desa-desa," kata dia usai kegiatan peluncuran lumbung ternak wakaf di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ia mencontohkan lumbung ternak wakaf yang berada di Tasikmalaya tersebut saat ini telah memiliki sebanyak 73 pekerja dengan gaji di atas Upah Minimum Regional (UMR) daerah setempat.
Hal itu menurutnya tentu cukup baik mengingat berbagai pekerjaan saat ini bahkan memberikan gaji atau upah di bawah UMR, termasuk pula guru honor.
"Ini baik sekali. Bahkan sudah ratusan orang yang melamar pekerjaan ke lumbung ini, bisa dibayangkan jika peternakan terus berkembang," ujarnya.
Keadaan tersebut tentunya juga mendorong pembangunan korporasi pangan berbasis desa. Apalagi jika segala sesuatu yang berada pada lumbung ternak dapat menjadi satu kesatuan ekosistem.
Sebab, keberadaan ternak tidak terlepas dari sejumlah hal di antaranya pakan ternak. Pakan itupun tidak hanya rumput melainkan dapat berupa dedak yang dihasilkan melalui proses penggilingan padi.
Sehingga ke depannya, ujar dia, juga dibutuhkan mesin penggiling padi atau huller yang akan lebih mendukung suatu ekosistem di lumbung ternak wakaf tersebut.
"Jadi peternakan ada, sawah bangkit, huller padi tersedia dan menghasilkan dedak. Jadilah ekosistem," ujarnya.
Keseluruhan itu saling terkait satu dengan lainnya. Hal tersebut tentu akan berdampak baik bagi masyarakat terutama sektor ketahanan pangan bangsa serta perekonomian dan diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan.
Apalagi, jika setiap lumbung ternak dalam lima hingga 10 tahun ke depan mampu menjadi sentra pembibitan tentunya dapat menyebarkan kambing atau domba ke desa-desa atau daerah lainnya di Tanah Air.
"Ini juga akan membuat kita butuh para insinyur peternakan serta pakar pakan ternak yang bagus sehingga teknologi pembibitan dapat terus berkembang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019