Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Aceh menyatakan, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang telah membantu petani kelapa sawit setempat dalam meningkatkan produktivitas tandan buah segar.

"(Produktivitas) di Aceh kan rendah. Rata-rata minyak sawit mentah (CPO) sekitar dua ton per hektare per tahun, kalau nasional 3,34 ton per hektare per tahun. Melalui MoU itu akan ditingkatkan produktivitas tandan buah segar sawit," ujar Ketua Gapki Aceh, Sabri Basyah di Banda Aceh, Selasa.

Pokok dari MoU ini, lanjutnya, yakni adanya peningkatan kesejahteraan dirasakan petani kelapa sawit yang meliputi pemberdayaan, meningkatkan produktivitas, meningkatan mutu, dan pelatihan untuk manajemen di kalangan petani.

Menurutnya, petani sawit setempat bakal diberikan technical assistant atau assisten teknis yang bisa membantu manajemen ketika panen, pemeliharaan, dan bibit sawit yang bagus, sehingga produktivitas melonjak dan mutunya juga semakin bagus.

Berdasarkan data Gapki Aceh menyebut, luas perkebunan kelapa sawit di Aceh Tamiang dewasa ini total sekitar 64 ribu hektare yang terdiri dari perkebunan besar 43 ribu hektare, dan milik masyarakat sekitar 21 ribu hektare.

"Untuk tahap pertama ini, kita memang belum bisa menjangkau semua akibat baru tiga sampai empat perusahaan sawit. Kalau ini sudah berjalan, maka kita bakal menjangkau yang lain," kata dia.

Seperti diketahui, Pemkab Aceh Tamiang telah menandatangani MuO kesepakatan mensejahteraan petani, dan perlindungan kawasan hutan melalui peningkatan produktivitas kelapa sawit berkelanjutan hingga 30 persen lewat Produksi, Proteksi, dan Inklusi (PPI) di Kualasimpang, Aceh Tamiang, Kamis (12/12).

Mereka turut menandatangani kesepakatan PPI, yakni Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Aceh, Forum Konservasi Leuser (FKL), Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH), Asosiasi Kelompok Tani dan Nelayan Aceh Tamiang (KTNA), dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah III-Aceh.

"Jadi arahnya MoU tersebut, menyejahterakan petani sawit dan program semacam ini baru pertama kali di Aceh," kata Sabri.

Bupati Aceh Tamiang, Mursil telah mendorong produktivitas kelapa sawit berkelanjutan hingga 30 persen, dan melindungi hutan di wilayahnya terutama pada zona penyangga Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) seluas 30.000 hektare.

"Aceh Tamiang akan menjadi salah satu daerah penghasil komoditas lestari di Indonesia. Dalam 3 tahun ke depan, kami akan meningkatkan produktivitas kelapa sawit berkelanjutan," kata Mursil.

Ia mengaku, upaya meningkatan produktivitas sawit juga diikuti komitmen melindungi dan menghijaukan kembali kawasan hutan, dan memastikan 30 persen petani swadaya setempat memiliki sertifikat lahan resmi.

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019