Banda Aceh (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Aceh menyarankan kepada petani sawit non-swadaya di Aceh untuk menggunakan bibit bersertifikat atau yang dari Balai Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) supaya kualitas sawitnya lebih baik.
"Masyarakat seharusnya membeli dan menanam bibit sawit yang bersertifikat. Beli dari balai untuk menjamin mutu TBS (tandan buah segar) petani sawit lebih baik," kata Ketua Gapki Aceh Sabri Basyah, di Banda Aceh, Kamis.
Baca juga: Gapki Aceh: Mutu TBS pengaruhi tingkat pemotongan sortasi sawit
Sabri mengatakan, jika bibitnya diambil dari balai maka dapat dipastikan mutu TBS nya berbeda. Artinya lebih bagus, ketimbang bibit sendiri atau yang bukan dikeluarkan balai.
"Kalau pakai bibit yang bukan dari balai tentu mutu buahnya beda, tidak sebagus dengan bibit dari balai yang bersertifikat," ujarnya.
Sabri menyampaikan, di Aceh sendiri lebih banyak kebun sawit swadaya, dan itu hampir rata-rata menggunakan dari balai. Sedangkan petani non-swadaya masih banyak yang tidak bersertifikat atau bukan dari balai.
Baca juga: Program peremajaan sawit di Aceh jangan gunakan bibit asal-asalan
"Sampai hari ini banyak petani yang tidak menggunakan bibit dari balai, jadi istilahnya tidak bersertifikat, dan itu mutu sawitnya sudah pasti kurang bagus," kata Sabri.
Dalam kesempatan ini, Sabri juga menjelaskan, sawit yang berkualitas itu disebut dengan tenera, di mana kandungan minyaknya lebih tinggi dan diharapkan oleh pabrik pengolahan.
Baca juga: Apkasindo: Harga TBS di Aceh paling rendah di Sumatera
"Kemudian ada buah sawit dura namanya, itu minyaknya sedikit. Untuk itu harus gunakan bibit dari balai, karena peluang mendapatkan tenera penuh itu lebih besar," demikian Sabri.
Gapki sarankan petani sawit non swadaya Aceh gunakan bibit bersertifikat
Kamis, 29 Juli 2021 15:28 WIB
Kalau pakai bibit yang bukan dari balai tentu mutu buahnya beda, tidak sebagus dengan bibit dari balai yang bersertifikat