Warga mengeluhkan harga minyak serai wangi tingkat petani di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh turun menjadi R150 ribu per kilogram, dari sebelumnya mencapai Rp350 ribu per kilogram.

"Sekarang harganya (minyak serai wangi) lagi turun menjadi Rp150 per kilogram," kata Pepen (35), petani di Blang Rakal, Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, Sabtu.

Selain bertani serai wangi, Pepen juga pekerja di ketel penyulingan serai wangi di kawasan Blang Rakal. Dirinya tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab harga minyak serai wangi tersebut turun drastis.

"Sudah turun sekitar empat bulan yang lalu, waktu itu harganya Rp350 ribu per kilogram. Kita juga enggak tahu juga penyebab turunnya," kata dia.

Selain itu, dia mengatakan hampir seluruh masyarakat setempat memiliki kebun serai wangi. Sehingga berharap kepada pemerintah daerah komoditas ekspor tersebut untuk mencarikan solusi di tengah harga jual minyak yang anjlok.

"Kita harap harga minyak ini kembali naik, enggak turun seperti ini," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa selama ini warga menyuling komoditas itu di ketelnya, dengan ongkos berjumlah tiga ons minyak serai wangi per kilogram hasil dari penyulingan.

"Ketel ini ukuran bahan baku 450 kilogram dengan hasil sekitar 7 kilogram minyak. Dalam sehari biasanya sampai tiga kali penyulingan, tergantung bahan bakunya," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat komoditas minyak atsiri, kosmetik dan wangi-wangian mencapai nilai ekspor 9,2 juta dolar Amerika Serikat (AS) periode Januari - November 2019. Data ini meningkat dibanding ekspor periode yang sama pada 2018, sekitar 4,4 juta dolar AS.

Pewarta: Khalis Surry

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020