Banda Aceh (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Rizaluddin mengajak masyarakat Kabupaten Gayo Lues mengolah minyak serai wangi menjadi produk yang siap pakai sehingga bernilai lebih tinggi saat dijual.
"Mayoritas masyarakat Gayo Lues sebagai petani serai wangi. Petani tidak lagi menjual minyak, tetapi berinovasi mengolah menjadi produk siap pakai," kata Rizaluddin di Banda Aceh, Senin.
Menurut politisi PKB tersebut, saat ini minyak serai wangi hanya diolah menjadi sabun oleh sebagian masyarakat Gayo Lues. Pemasarannya juga di tingkat lokal, belum sampai ke luar daerah.
Padahal, minyak serai wangi ini bisa diolah menjadi produk lainnya, seperti untuk minyak wangi, minyak urut, dan minyak telon bayi. Jika ini diolah, tentu menjadi nilai tambah bagi masyarakat Gayo Lues.
"Selama ini, masyarakat Gayo Lues masih menjual minyak serai wangi sebagai bahan baku untuk produk lainnya. Jika ini diolah menjadi produk lainnya, tentu meningkat perekonomian masyarakat," kata Rizaluddin.
Oleh karena itu, Anggota DPRA ini terus mendorong Pemerintah Kabupaten Gayo Lues membantu masyarakat, terutama petani berinovasi melahirkan produk siap pakai berbahan baku minyak serai wangi.
"Pemerintah daerah bersama petani harus berani membuat suatu gerakan menghasilkan produk inovasi minyak serai wangi. Kualitas minyak serai wangi Gayo Lues lebih baik dari daerah lain," kata Rizaluddin.
Untuk lebih meningkatkan nilai jual produk inovasi minyak serai wangi, Rizaluddin menyarankan pemerintah daerah membuat sertifikasinya. Kemudian, berani mengambil kebijakan agar harga serai wangi tidak anjlok.
Rizaluddin mengatakan dirinya sedang berupaya mencari cara agar penyulingan minyak serai wangi lebih ramah lingkungan. Di antaranya berkoordinasi dengan Universitas Syiah Kuala, kemungkinan ada alat-alat baru yang dapat digunakan untuk penyulingan.
"Penyulingan minyak serai wangi di Gayo Lues dianggap masih kurang ramah lingkungan, karena dalam proses penyulingan masyarakat masih menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar," kata Rizaluddin.