Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut, seluas tiga hektare lahan serai wangi hangus terbakar di Desa Bengkik, Kecamatan Blang Pegayon, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Selasa (4/2).
"Sekitar pukul 19.30 WIB kemarin, telah terjadi musibah kebakaran lahan perkebunan dengan tanaman serai wangi di Desa Bengkik, Gayo Lues," ujar Kepala Pelaksana BPBA, Sunawardi di Banda Aceh, Rabu.
Ia mengatakan, petugas pemadam dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat yang mendapat informasi tersebut, langsung mengerahkan dua armada untuk melakukan upaya pemadaman.
Petugas pemadam di lapangan hampir tidak menemukan kesulitan menuju lokasi dan melakukan upaya pemadaman, meski serai wangi milik masyarakat setempat ditanami oleh warga di tebing kawasan perbukitan.
Seperti diketahui, tanaman serai wangi telah dikembangkan oleh petani setempat di sela-sela pohon pinus di hampir seluruh wilayah Gayo Lues yang memiliki ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut, dan sebagian besar wilayahnya merupakan areal Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
"Alhamdulillah, kebakaran ini cuma timbulkan dampak material saja berupa tiga hektare lahan. Untuk korban jiwa, korban terdampak maupun yang mengungsi kami nyatakan nihil," tegas dia.
"Malam tadi juga, api kebakaran lahan dapat dipadamkan oleh petugas. Hingga kini polisi setempat sedang melakukan penyelidikan sebab asal api," kata Sunawardi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi pekan ini menyebutkan, angin kencang yang memiliki kecepatan hingga 30 kilometer per jam diprediksi melanda sejumlah wilayah di Aceh termasuk Kota Banda Aceh.
"Ya, angin kencang berkisar antara 10 hingga 30 kilometer per jam, karena ada low pressure (tekanan rendah) di Samudera Hindia," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Stasiun Meteorologi Aceh Besar, Zakaria Ahmad.
Dengan kecepatan angin tersebut, lanjut dia, maka kepada masyarakat yang tinggal di 23 kabupaten/kota se-Aceh agar mewaspadai potensi kebakaran baik kawasan permukiman penduduk, hutan maupun lahan.
Ia mengatakan, kondisi tersebut diperkirakan berlangsung selama satu pekan terutama di wilayah utara dan timur Aceh, dan wilayah tengah di provinsi paling utara Sumatera.
"Kalau untuk waspada terhadap kebakaran di wilayah utara dan timur, dan sejumlah daerah di wilayah tengah. Tapi wilayah barat-selatan, masih waspada potensi hujan lebat, dan angin kencang," jelasnya.