Dinas Kesehatan Aceh menyatakan mahasiswa asal daerah itu yang telah mengikuti masa observasi terkait Virus Corona di Natuna tidak perlu diperiksa kesehatannya lagi saat tiba di Aceh sekembali dari Natuna, Kepulauan Riau.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif mengatakan bahwa hal itu dilakukan mengingat para mahasiswa tersebut telah mengikuti masa observasi dengan menjalani pemeriksaan kesehatan yang intensif, guna memastikan apakah mereka terduga terpapar Virus Corona atau tidak.
"Mereka sudah menjalani masa observasi. Selama masa observasi diperiksa kesehatannya satu dari dua kali, pagi dan sore," katanya di Banda Aceh, Selasa.
Dia menyebutkan setelah mengikuti observasi tersebut maka 243 mahasiswa Indonesia itu akan dibekali kartu penanda, sehingga jika suatu saat kondisi kesehatan mereka sakit maka disegerakan ke rumah sakit atau fasilifas kesehatan lainnya.
"Dengan memperlihatkan kartu itu. Untuk pemeriksaan (pascapulang) mereka tidak perlu lagi. Begitu tiba (di Aceh) nanti kami tunggu instruksi pemerintah pusat, kalau instruksi langsung pulang, ya kami pulangkan," katanya.
Dia menambahkan, posko komunikasi Pemerintah Aceh dalam penanganan mahasiswa Aceh di China,yang selama ini di Dinas Sosial Aceh telah dipindahkan ke Dinas Kesehatan Aceh, mengingat penanganan selanjutnya lebih kepada aspek kesehatan mahasiswa tersebut.
Kata dia, Pemerintah Aceh ke depan ini lebih fokus kepada pencegahan penyebaran Virus Corona kepada masyarakat Aceh. Jika pun ada warga yang terduga terinfeksi, maka pemerintah telah mempersiapkan berbagai fasilitas untuk penanganannya.
"Kami juga sudah siapkan APD (alat pelindung diri) bagi petugas kalau nanti kejadian. APD ada 200 set yang kami pesan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif mengatakan bahwa hal itu dilakukan mengingat para mahasiswa tersebut telah mengikuti masa observasi dengan menjalani pemeriksaan kesehatan yang intensif, guna memastikan apakah mereka terduga terpapar Virus Corona atau tidak.
"Mereka sudah menjalani masa observasi. Selama masa observasi diperiksa kesehatannya satu dari dua kali, pagi dan sore," katanya di Banda Aceh, Selasa.
Dia menyebutkan setelah mengikuti observasi tersebut maka 243 mahasiswa Indonesia itu akan dibekali kartu penanda, sehingga jika suatu saat kondisi kesehatan mereka sakit maka disegerakan ke rumah sakit atau fasilifas kesehatan lainnya.
"Dengan memperlihatkan kartu itu. Untuk pemeriksaan (pascapulang) mereka tidak perlu lagi. Begitu tiba (di Aceh) nanti kami tunggu instruksi pemerintah pusat, kalau instruksi langsung pulang, ya kami pulangkan," katanya.
Dia menambahkan, posko komunikasi Pemerintah Aceh dalam penanganan mahasiswa Aceh di China,yang selama ini di Dinas Sosial Aceh telah dipindahkan ke Dinas Kesehatan Aceh, mengingat penanganan selanjutnya lebih kepada aspek kesehatan mahasiswa tersebut.
Kata dia, Pemerintah Aceh ke depan ini lebih fokus kepada pencegahan penyebaran Virus Corona kepada masyarakat Aceh. Jika pun ada warga yang terduga terinfeksi, maka pemerintah telah mempersiapkan berbagai fasilitas untuk penanganannya.
"Kami juga sudah siapkan APD (alat pelindung diri) bagi petugas kalau nanti kejadian. APD ada 200 set yang kami pesan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020